Liputan6.com, Jakarta - Vokalis sekaligus frontman band punkrock asal Amerika Serikat, Green Day, membandingkan pertempuran yang terjadi di Amerika antara sayap kiri dan administrasi milik Donald Trump seperti Harry Potter melawan Voldemort.
Saat wawancara bersama Rolling Stone, Billie Joe bicara tentang aktivisme politik bandnya.
"Saya merasa kami adalah suara yang bergabung dengan perlawanan. Saya tidak tahu apa bentuk atau kondisi yang akan timbul. Maksudku, Anda dapat melihat sedikit bahwa sekarang beberapa orang membuka kedoknya di balai kota," ujar Billie Joe Armstrong seperti diberitakan NME pada Senin (27/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Ia menambahkan, "tapi ini sulit. Untuk berpikir kami hanya di bulan kedua Presiden ini. Ini seperti setiap hari Anda makan bentuk yang berbeda dari omong kosong. Saya pikir itu apa yang orang katakan: 'Mereka korban omong kosong konstan'," tambahnya lagi.
Lebih lanjut, Billie melihat generasi muda ada dalam karakter film Harry Potter. Generasi muda di Amerika saat ini harus melawan kejahatan Voldemort.
"Aku melihat anak-anak saya sebagai generasi Harry Potter. Ada rasa keadilan tentang itu, dalam mengalahkan Voldemort. Ini adalah kisah klasik baik melawan jahat. Untuk memiliki model peran seperti Harry Potter yang mengatakan bahwa Anda dapat mengalahkan kejahatan, tapi masih menjadi manusia yang rumit. Itu memberikan saya banyak harapan.” paparnya.
Terakhir, ketika ditanya mengenai perbandingan Trump dan Bush, pentolan Green Day ini menjawab, "Bush, sejauh yang saya ketahui, adalah penjahat perang. Dengan Trump, kita tidak tahu. Sekarang, ini hanya pertunjukan orang aneh," tutupnya.