Liputan6.com, Jakarta Ketua Koordinator bidang (Korbid) Pemenangan Pemilu Partai Golkar, Nusron mengajak imam masjid dan majelis taklim se-Jakarta Timur untuk mendoakan agar pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) dapat memenangi Pilgub DKI Jakarta di putaran kedua.
"Mari kita bersama-sama mendoakan jago saya, Ahok-Djarot agar menang di putaran kedua Pilgub Jakarta," kata Nusron dalam acara "Istighasah Insaniyah" di Ciracas, Jakarta Timur.
Advertisement
Pada kesempatan itu, Nusron juga memberikan arahan kepada para imam masjid dan majelis taklim untuk menjaga ukhuwah Islamiyah serta ukhuwah basariyah. Menurut Nusron, menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah basariyah merupakan bagian dari syarat untuk menjadi muslim ahlussunnah wal jamaah.
"Dalam hadis riwayat Ibnu Umar, syarat nomor 7 untuk menjadi ahlussunnah wal jamaah adalah tidak mengkafirkan ahlul
kiblat yang lain. Untuk itu, kita harus menjaga ukhuwah Islamiyah," kata Nusron kepada para imam masjid dan ustazah se-Jakarta Timur.
Untuk itu, dalam kesempatan bertajuk "Istighasah Insaniyyah" tersebut Nusron mengimbau agar para imam masjid dan ustazah dalam momen Pilgub DKI Jakarta untuk turut serta menyampaikan pada jamaah agar tidak perlu takut dianggap kafir dalam memilih salah satu pemimpin tertentu.
"Surga itu luas. Kalau yang memilih salah satu pemimpin disebut kafir, sisanya buat siapa?" ujar Nusron.
Selain itu, Nusron juga menegaskan, dalam memilih pemimpin yang mesti dikedepankan adalah yang memiliki sifat adil dan mampu menciptakan kemaslahatan.
"Kata Ibnu Taimiyyah, memilih pemimpin itu yang utama adalah adil. Kalau ada muslim yang adil, itu bagus. Kalau ada Muslim belum terbukti adil, ya, yang terbukti adil saja. Jadi, intinya, pemimpin yang adil dan maslahat. Ahok sudah terbukti adil dan membawa maslahat," ujarnya.
Seperti diketahui, selama ini pasangan Ahok-Djarot kerap disudutkan dengan isu SARA. Bahkan, dalam beberapa kesempatan saat melakukan kampanye di putaran pertama dan kedua, Ahok-Djarot yang melakukan blusukan secara terpisah, sempat ditolak kehadirannya di beberapa tempat di Jakarta. Isu SARA juga kerap menyerang keduanya dan para
pendukungnya di media sosial. Tak jarang para pendukung Ahok-Djarot dicap sebagai kafir.
Meski begitu, Djarot tetap meminta para pendukungnya untuk tetap sabar dan tidak membalas ketika meraka disudutkan serta diserang dengan isu SARA.
"Saya minta betul, sabar kalian dikata-katain kafir, saya terima juga. Munafik, masuk neraka, waduh kok itu mendahului Tuhan? Jangan marah-marah, yang sabar ya. Saya minta betul jaga kesejukan ini," ucap Djarot.
Pernyataan Nusron yang menghimbau agar memilih pemimpin harus mengedepankan yang memiliki sifat adil dan mampu menciptakan kemaslahatan disepakati oleh KH Ahmad Djauhari, Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, yang juga merupakan Koordinator Wilayah (Korwil) Imam Masjid NU di DKI Jakarta.
Menurutnya, pemimpin haruslah sosok yang memihak pada kepentingan umat Muslim, bukan hanya yang seolah-olah dirinya yang paling Muslim.
"Kami sepakat, pilih pemimpin yang menyejahterakan imam masjid," kata Djauhari. Pemimpin yang dimaksud oleh Djauhari adalah pasangan Ahok-Djarot.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta Ahmad Gozali Harahap menambahkan, pihaknya mendukung penuh pasangan Ahok-Djarot. Senada dengan Nusron dan Djauhari, Gozali menilai pasangan itu merupakan pemimpin yang benar-benar memperhatikan imam masjid.
"Saya sudah konfirmasi dengan Pak Ahok. Beliau siap memajukan imam masjid," katanya.
(*)