2 Bank Kucurkan Rp 1,8 Triliun Bebaskan Lahan Tol Batang-Semarang

Penyaluran kredit dari bank Mandiri dan BCA akan digunakan untuk mempercepat proses pembebasan lahan ruas tol Semarang-Batang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Mar 2017, 17:30 WIB
Ilustrasi bangun jalan tol

Liputan6.com, Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan pada percepatan pembangunan proyek infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan memangkas biaya pergerakan barang dan jasa.

Untuk itu, Bank Mandiri menyalurkan pinjaman sindikasi bersama BCA senilai Rp 1,87 triliun yang akan digunakan untuk mempercepat proses pembebasan lahan ruas tol Semarang-Batang sepanjang 75 km.

Adapun penandatanganan perjanjian kredit dilakukan oleh SVP Corporate Banking Bank Mandiri Dikdik Yustandi dan Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang Saut P. Simatupang di Kantor Pusat Jasa Marga.

Dikdik menuturkan, penyaluran kredit ini menjadi implementasi konsistensi perseroan dalam mendukung sinergi antar BUMN pada program-program strategis Pemerintah, khususnya dalam percepatan penyediaan infrastruktur utama.

"Bank Mandiri memiliki komitmen yang kuat dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur penting, seperti pembangunan jalan tol, dan pembangunan bandara maupun pelabuhan laut. Untuk itu, kami memiliki produk-produk pembiayaan yang bisa dimanfaatkan, termasuk pada tahap pembebasan lahan, pembangunan konstruksi maupun tahap pengoperasian," jelas Dikdik, Rabu (29/3/2017)

Atas komitmen kuat tersebut, Bank Mandiri telah memberikan komitmen pembiayaan untuk pembangunan tol senilai Rp 16,7 triliun untuk 14 ruas tol yang tengah dibangun. Dengan realisasi penyaluran sebesar Rp 8,4 triliun hingga Desember 2016.

Nilai tersebut naik 52 persen dari Rp 5,5 triliun pada akhir 2015 seiring Pemerintah agresif mempercepat pembangunan ruas tol utama.

"Hampir 75 persen kehadiran Bank Mandiri dalam berbagai proyek jalan tol tersebut direalisasikan secara sindikasi, baik dengan bank BUMN maupun bank swasta. Hal ini merupakan salah satu strategi ini untuk mengelola risiko dan menjaga kualitas pembiayaan kami," tutur Dikdik. (Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya