Liputan6.com, Jakarta Perkembangan musik di Indonesia semakin meningkat. Berawal dari piringan hitam yang dikeluarkan oleh Lokananta Record pada tahun 1950. Hingga puncaknya pada tahun 1970-1990 di mana banyak dari musisi Tanah Air yang berhasil go internasional.
Bukan hanya di Indonesia, pada tahun 1990 banyak penemuan genre yang diciptakan di luar Indonesia seperti hip-hop, RnB, dan Latin.
Advertisement
Aldo Sianturi, seorang pengamat musik asal Indonesia mengatakan bahwa perkembangan musik di era digital sangat menguntungkan. Selain karena biaya produksi yang lebih murah, keberadaan aplikasi seperti Joox, Itunes, dan Spotify memudahkan para penikmat musik untuk mendengarkan lagu-lagu yang sedang marak didengar.
“Musik digital tidak mengancam, malah menguntungkan. Sebelum adanya musik digital, para penikmat musik harus memiliki pemutar CD. Belum lagi biaya yang dibutuhkan untuk membuat kepingan CD dan pengiriman. Dengan adanya musik digital, pendengar bisa menikmati kapanpun dan dimanapun,” ujar Aldo dalam acara Friday Talk 24 Maret 2017.
Selain kemajuan di bidang musik, jumlah musisi di Indonesia juga semakin banyak. Bukan hanya datang dari kota-kota besar, namun juga dari daerah. Banyaknya penyanyi dan musisi nonelektronik kembali hadir pada awal tahun 2012 setelah ladang mereka sempat diambil oleh disc jockey.
Aldo mengatakan bahwa seorang musisi memiliki tanggung jawab yang cukup berat. Seorang musisi harus membuat karya yang original, dilarang keras untuk menjeplak karya orang lain. Selain itu, karya yang diciptakan haruslah memiliki pesan pada liriknya dan bisa menyentuh perasaan para pendengarnya.
Penulis:
Nadia Donna
Institut Pertanian Bogor
Jadilah bagian dari Komunitas Campus CJ Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: campuscj6@gmail.com serta follow official Instagram @campuscj6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.