Konektivitas Jadi Bahasan Utama Rakornas Pariwisata I 2017

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, konektivitas menjadi kelemahan utama pariwisata Indonesia.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 30 Mar 2017, 16:00 WIB
Dalam Rakornas Pariwisata I 2017, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, konektivitas menjadi kelemahan utama pariwisata Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata I- 2017 di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta. Rakornas yang digelar dua hari, 30 dan 31 Maret ini merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat jalinan semua elemen dalam mewujudkan target kunjungan wisatawan.

Mengusung tema “Indonesia Incorporated: Synergies for Better Tourism Connectivity”, Rakornas mengagendakan sejumlah topik bahasan, antara lain komitmen kementerian dan lembaga terkait untuk membangun konektivitas udara, laut, dan darat.

Menteri Pariwisata Arief Yahya saat ditemui awak media mengatakan, konektivitas menjadi satu kelemahan pariwisata Indonesia. Ada tiga pihak besar yang juga terkait untuk membangun konektivitas, yaitu otoritas, airlines, dan bandar udara.

“Otoritas yaitu temen-temen Kemenhub, Kemen PU Pera. Kalau dari otoritas pertanyaannya, mengapa sih izinnya susah? Jepang itu hebat prestasinya, dalam waktu du tahun jumlah wismannya double. Nah mereka melakukan tiga hal, satu meningkatkan daya saing, kebijakan bebas visa, dan membangun sinergitas, bahwa urusan pertanahan, infrastruktur, transportasi, dan pariwisata itu harus dilakukan bersama,” ungkap Arief Yahya.

Lebih jauh dirinya mengatakan, untuk memenangkan persaingan global, kelemahan ini harus segera diperbaiki, dan ditingkatkan kualitasnya, mengingat 90 persen kedatangan wisman ke Indonesia menggunakan transportasi udara.

“Tersedianya seat yang memadai untuk mendukung target 15 juta wisman tahun ini dan akan meningkat menjadi 20 juta pada 2019 merupakan persoalan yang harus segera dipecahkan dengan melibatkan semua elemen pariwisata,” kata Arief Yahya.

Di kawasan ASEAN, Indonesia hanya bersaing dengan Thailand, sementara negara-negara lain menurut Menteri Arief mudah dikalahkan. Hal tersebut terbukti dengan branding Wonderful Indonesia yang masuk ranking branding dunia dengan bercokol di posisi 47 mengalahkan Truly Asia Malaysia di posisi 97 dan Amazing Thailand hanya ada di posisi 83.
Rakornas Pariwisata ini sendiri akan diramaikan dengan berbagai acara, antara lain diisi dengan diskusi dan workshop seputar upaya meningkatkan konektivitas udara, laut, dan darat berserta permasalahan dan solusinya, dengan menghadirkan narasumber sebagai panelis dari intansi terkait, pelaku bisnis, serta otoritas bandara, pelabuhan, maupun perkeretaapian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya