4 Fly Over Brebes Dikebut Kejar Tenggat Arus Mudik

Diharapkan jembatan layang itu mampu memberikan solusi atas kemacetan pada arus mudik lebaran 2017 yang melalui jalur selatan.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 30 Mar 2017, 23:03 WIB
Diharapkan jembatan layang itu mampu memberikan solusi terhadap kemacetan pada arus mudik lebaran 2017 yang melalui jalur selatan. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho).

Liputan6.com, Brebes - Pembangunan empat fly over atau jembatan layang di wilayah Brebes dan Tegal, Jawa Tengah pengerjaannya terus dikebut. Pengerjaan ini berkejaran dengan waktu karena harus sudah bisa digunakan saat arus mudik 2017 ini.

Jembatan layang itu diharapkan mampu memberikan solusi terhadap kemacetan pada arus mudik lebaran yang melalui jalur selatan.

Empat fly over itu, yakni Jembatan Layang Dermoleng dan Kretek di Brebes, serta Jembatan Layang Klonengan dan Kesambi di Tegal, Jawa Tengah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan, empat jembatan tersebut bisa difungsikan pada Lebaran 2017 ini.

Jembatan layang tersebut dibangun dengan teknologi yang sama dengan pembuatan Jembatan Layang Antapani, Bandung, Jawa Barat. Nama teknologi tersebut Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP).

Pemanfaatan teknologi tersebut mampu mempersingkat masa konstruksi jembatan layang, yakni menjadi hanya sekitar enam bulan. Selain itu, biaya pembangunan juga jadi lebih hemat hingga 70 persen bila dibandingkan dengan teknologi yang konvensional.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) Proyek Empat Flyover Brebes dan Tegal Direktorat Jenderal Bina Marga Kemenpuera, Wahyu Winurseta mengatakan teknologi ini bakal terus digunakan, khususnya untuk perlintasan sebidang kereta api.

"Sesuai instruksi Kementerian PUPR akan dibangun bertahap. Intinya semua perlintasan sebidang antara jalan kereta api dengan jalan nasional yang ada di kota akan diselesaikan dengan teknologi ini," ucap Wahyu, Kamis (30/3/2017).

Ia menambahkan, proses pembangunan jalan layang yang tercepat adalah di perlintasan Klonengan. Meskipun secara teknis pembangunan paling rumit, perkembangannya termasuk paling cepat karena tidak terkendala pembebasan lahan.

"Untuk Klonengan itu pertigaan, jadi dari arah Pejagan-Purwokerto tetap memakai jalur lama. Dari arah Slawi ke Purwokerto lewat jalan layang, begitu juga dari arah Purwokerto menuju Pejagan," ucap dia.

Dia menjelaskan, progres pembangunan jalan layang di Dermoleng, Klonengan, Kesambi, dan Kretek sudah sudah mencapai 15-40 persen.

Di perlintasan Klonengan, saat ini sudah mencapai 40 persen. Sedangkan di titik Dermoleng, Brebes sudah mencapai 28 persen. Di dua titik itu, penggarapan bore pile atau pondasi dalam yang berbentuk tabung juga sudah selesai.

"Di sana saat ini sedang dalam tahap pembangunan pilar," kata dia.

Adapun di dua titik lainnya, yakni di Kesambi dan Kretek cenderung lebih lambat. Di Kesambi, pembangunan fly over baru mencapai 15 persen. Sedangkan di Kretek baru mencapai 15,9 persen.

Penyebabnya karena masih ada warga yang belum sepakat soal harga ganti rugi pelepasan lahan. Di Kretek misalnya, ada tujuh orang dari 78 orang yang belum mencapai kata sepakat.

"Di Kretek masih dalam proses, kalau di Kesambi sudah sepakat harga tapi belum dibayar. Rencananya pekan depan baru dibayar," ujar Wahyu.


Jalur Favorit

Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono pekan lalu meninjau empat fly over tersebut (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho).

Guna mendukung kelancaran proses pembangunan fly over itu, maka akan ada pengaturan lalu lintas yang memperhatikan aspek keselamatan bagi pekerja dan masyarakat sekitar.

Kasat Lantas Polres Brebes AKP Arfan Zulkan Sipayung menyatakan dalam rangka pembangunan fly over tersebut maka sesuai dengan SK Kemenhub untuk truk yang memiliki dua sumbu lebih tidak boleh melintas termasuk yang memiliki panjang 9 meter lebih.

"Beberapa truk kita tindak tegas dengan tilang karena mereka nekat melintas padahal sudah ada larangan dan telah kita sosialisasikan sebelumnya," ucap Arfan.

Menurut dia, sejak ada tol di Brebes, jalur ini menjadi favorit pengguna jalan dari Yogyakarta dan sekitarnya menuju Jakarta ataupun sebaliknya, apalagi saat mudik. Namun, di jalur ini ada enam perlintasan kereta api sebidang yang menghambat lalu lintas.

Menurut dia, dari enam perlintasan sebidang itu, empat di antaranya sedang dibangun fly over yang dinilai dapat memperlancar arus lalu lintas. Oleh karena itu, ia berharap proyek fly over rampung sebelum mudik Lebaran 2017 ini.

"Delapan sampai 10 menit pasti ada kereta yang melintas di perlintasan sebidang jalur tersebut, makanya fly over akan mengurangi hambatan. Kami apresiasi para pekerja yang telah bekerja siang dan malam agar fly over dapat digunakan sepekan sebelum Lebaran," kata dia.

Sebelumnya, Kapolda Jateng Irjen Condro Kirono pekan lalu meninjau empat fly over tersebut. Dalam pantauannya ada satu fly over yang pengerjaannya paling lambat diantara tiga fly over lain, yakni fly over Kretek di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.

Pengerjaan fly over di titik tersebut sempat terhambat lantaran masalah pembebasan lahan.

"Ada satu rumah yang belum dibebaskan. Namun, berdasarkan pemaparan, sudah sepakat dibebaskan tinggal harganya," kata Condro.

Untuk proyek fly over lain, kata dia, tidak ada masalah. Ia optimis fly over sudah fungsional atau bisa digunakan sepekan sebelum Lebaran 2017 lantaran digunakan untuk arus mudik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya