Liputan6.com, Jakarta Macet sudah menjadi permasalahan Jakarta sudah sejak lama, pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi, tidak sebanding dengan ruas jalan yang ada di Jakarta. Hal ini merupakan salah satu faktor kemacetan. Terlebih lagi, kian banyaknya penduduk yang lebih memilih untuk menggunakan kendaaran pribadi ketika berpergian, termasuk ketika mereka bekerja ke kantor.
Calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saeful Hidayat mengaku akan membudayakan gerakan lari kantor, nantinya dengan gerakan ini diharapkan mampu menekan angka penggunaan kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan, terlebih dengan cara seperti ini masyarakat dapat lebih sehat karena mampu berolahraga.
Advertisement
Untuk membudayakan lari ke kantor, diantaranya, diperlukan trotoar yang baik, perbaikan jalan berlubang dan ruang terbuka hijau yang nyaman. Semua fasilitas untuk berlari tersebut sudah dan sedang dibangun oleh Ahok dan Djarot.
Untuk kenyamanan berlari, diperlukan juga taman-taman kota yang jumlahnya cukup dan asri. Taman-taman kota dapat memproduksi oksigen dan menyerap karbondioksida dan polusi udara. Untuk itu, Ahok sudah membuat 188 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Sebelumnya, Ahok-Djarot membentuk dan memberdayakan pasukan oranye dan pasukan hijau. Pasukan oranye bertanggungjawab untuk merawat dan memperbaiki fasilitas umum yang rusak. Menyapu jalan dan memperbaiki jalan berlubang termasuk tugas mereka.
Sedangkan pasukan hijau, bertugas menjaga keasrian taman. Pasukan ini berada di bawah Dinas Pertamanan DKI Jakarta. baik pasukan oranye maupun pasukan hijau digaji sesuai standar Upah Minimum Provinsi, Rp 3,1 juta, ditambah dengan Kartu Jakarta Pintar dan berbagai fasilitas kesehatan lain.
Ahok mengaku, membenahi trotar yang ada di Jakarta membutuhkan waktu. Untuk itu, Ahok meminta warga Jakarta memberinya waktu untuk membenahi trotoar Ibu Kota. Ahok mengaku sudah memiliki desain untuk trotoar di Jakarta.
"Makanya saya katakan, di Jakarta ada 2.700 kilometer trotoar yang harus total kita bangun. Kasih saya waktu, kita beresin, sekarang
kita sudah punya beberapa prototype," ujar Ahok.
Kekurangan trotoar di Jakarta, diakui Ahok lantaran tidak memiliki ducting sehingga kabel utilitas tidak tertata. Ducting juga perlu
didukung oleh penggunaan boks untuk saluran kabel. Hal itu akan diperbaiki.
"Jadi orang gali fiber optic, PLN, semua bongkar lagi. Makanya sekarang saya wajibkan bikin model trotoar semen saja, saya
juga enggak mau ada keramik, enggak mau batu alam, kita main di semen," ujar Ahok.
Ahok juga berujar, trotoar di Jakarta mulai memakai inovasi semen beton yang dapat menyerap air. "Itu yang lagi kita bikin di Taman
Pandang Istana, semennya itu bisa nyerap air, itu sudah uji coba di Tebet juga," kata Ahok.
(*)