Liputan6.com, Jakarta - Mantan Panglima TNI Moeldoko berbagi cerita sebagai mantan pemimpin yang kenyang asam garam dunia militer.
Di depan 60 peserta pelatihan kepemimpinan tingkat II di Auditorium Grha Giri Wisesa Pusat Kajian, Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I Lembaga Administrasi Negara, Jatinangor, Moeldoko memberikan kiat berdasar pengalamannya sebagai abdi negara.
Advertisement
"Intinya, sebagai abdi negara eselon II yang berhasil, Anda harus menjadi seorang pemberani," ujar Moeldoko melalui keterangan tertulis, Kamis (30/3/2017).
Moeldoko pun mengggambarkan kondisi global dan regional saat ini. Dia juga melukiskan faktor penentu masa depan yaitu, kecepatan, kompleksitas, risiko, perubahan, dan banyaknya kejutan yang terjadi saat ini.
Mengutip buku karyanya 'Dare to Lead' yang akan terbit menyambut ulang tahunnya ke 60 nanti, Moeldoko membagi tips menjadi seorang pemimpin yang pemberani untuk melewati tiga fase ketakutan yang lazim dimiliki seorang pemimpin.
Fase pertama adalah takut terhadap kondisi yang tidak nyaman, takut dianggap berbeda, takut terhadap reaksi yang tak diinginkan.
"Jika berhasil menaklukkan hal-hal itu, Anda adalah pribadi yang pemberani," kata dia.
Ketakutan fase kedua adalah takut melangkah untuk berubah, takut terlibat dalam gesekan dengan orang lain, dan takut “dihakimi”.
"Jika Anda berhasil menaklukkan zona dua itu, Anda telah membentuk tim yang pemberani," ujar Moeldoko.
Sedangkan ketakutan fase ketiga adalah takut menghadapi masa depan yang tidak pasti, takut yang muncul saat organisasi menghadapi masa-masa sulit, dan takut terhadap kegagalan di dalam berorganisasi.
"Jika berhasil menaklukkan fase itu, Anda telah membangun organisasi yang pemberani," tegas pria asal Kediri, Jawa Timur itu.
Di akhir ceramahnya, Moeldoko mengajak peserta untuk mau menjadi warga negara di negara maju, "Karena negara maju hanya diisi orang-orang yang memiliki keberanian untuk meraih prestasi demi kemajuan bangsa dan negaranya," tegas Moeldoko.