Liputan6.com, Jakarta Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, lebih memilih untuk memanfaatkan waktu kampanye pada Pilgub DKI Jakarta putaran kedua untuk melakukan blusukan senyap dengan mengunjungi warga yang sakit.
Diakui tim pemenangan Ahok-Djarot, Prasetio Edi Marsudi, cara tersebut merupakan cara yang efektif dan berdampak positif.
Advertisement
“Itu salah satu strategi. Tapi enggak bisa saya buka semuanya,” kata Ketua tim Pemenangan Ahok-Djarot, Prasetio Edi Marsudi, di Balai Kota Pemerintah Provinsi DKI, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Keputusan Ahok untuk memanfaatkan waktu cuti guna melakukan kampanye di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta, dengan sering mengunjungi warga yang sakit, merupakan salah satu bentuk menyerap aspirasi masyarakat. Dengan cara seperti itu, diakui Prasetio Edi Marsudi, jika dirinya terpilih kembali, Ahok tahu yang harus dilakukan olehnya.
"Mendingan langsung ke permasalahannya, apa sih keluhan masyarakat. Kebetulan dia juga mau membantu orang," ungkap dia.
Sebelumnya, Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjenguk beberapa warga yang sakit di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Dalam kunjungan itu, Ahok mengaku sengaja datang lantaran dirinya mendengar ada warga yang sakit dan berbuat untuk menjenguknya.
“Saya datang kesini karena mendengar ada warga yang sakit. Selain itu, ada keluarga timses (tim sukses) kami juga di sini yang sakit, jadi kami jenguk,” kata Ahok.
Lebih lanjut, Calon Gubernur DKI Jakarta bernomor urut dua itu mengakui kedatangannya hanya bertujuan untuk sekedar memberikan semangat kepada warga yang sakit.
"Tadi saya ngobrol-ngobrol saja, kasih semangat untuk warga yang sedang sakit. Minimal kami hanya minta doa. Sudah, itu saja," ucap Ahok.
Ahok sendiri sebelumnya mengatakan akan menggunakan masa cuti kampanyenya untuk menjenguk warga yang sakit dan mengecek pelayanan kesehatan bagi warga. Dia juga ingin mengecek program "Ketok Pintu Layani dengan Hati".
Pihak tim pemenangan Ahok-Djarot mengaku tidak pernah mengekang Ahok-Djarot saat kampanye. Tim pemenangan memberikan kebebasan kepada pasangan Ahok-Djarot, yang diusung oleh PDI Perjuangan, Golkar, Hanura, NasDem dan PPP itu saat kampanye dengan gaya mereka masing-masing.
"Sekarang kita lepaskan Ahok, lepaskan Djarot dengan gayanya masing-masing. Kita ubah saja sedikit," tandas dia.
Dalam lain kesempatan, Ahok juga menyempatkan diri melakukan blusukan di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. Pada kunjungannya tersebut, Ahok terlihat mendatangi rumah seorang ibu yang tengah sakit parah. Ahok menanyakan terkait penanganan penyakit ibu tersebut.
"Ibu sudah ke dokter? Ibu tinggal sama siapa? Sendiri?" tanya Ahok dari depan pintu.
Ahok lagi-lagi menanyakan apakah ibu tersebut tahu soal TransJakarta Care yang ditujukan kepada lansia. "Ibu tahu enggak ada TransJakarta Care? TransJakarta punya nomor telepon dan bisa jemput. Kalo orang pas-pasan naik taksi, habis berapa duit? Jadi, bisa diantar ke halte terdekat," kata Ahok.
Setelah memberi penjelasan, Ahok meminta bantuan kepada RT/RW terkait untuk dapat lebih memperhatikan warga mereka yang membutuhkan pertolongan. Ahok juga berencana menaikkan uang operaional RT/RW.
"Kasih kursi roda saja, kirim. Pak RW kalau ada apa-apa, RW itu kan saya pengen naekin operasional nih, perhatiin warga yang begini nih. Saya pengen mereka (RT/RW) rajin, ngecek orang tua," ucap Ahok
Meski Ahok diberi kebebasan menggunakan waktu kampanyenya untuk menjenguk warga yang sakit, kata Prasetio Edi Marsudi, langkah menjenguk warga ini merupakan ide yang berasal dari Ahok sendiri. Bukanlah dari tim pemenangan.
"Nah kalau kemarin (pas putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017), dia (Ahok kampanye) terbuka terus terjadilah sesuatu (penghadangan) di lapangan, kami pindahkan (kampanye) ke Rumah Lembang. Sekarang dia kami kasih satu kebebasan, kalau ada kesulitan apa-apa, kami bantu gitu lho," ujar Ketua tim pemenangan Ahok-Djarot tersebut.
(*)