Liputan6.com, Jakarta Serangan jantung tiba-tiba bisa menyebabkan kepanikan. Sebelum dokter datang, Anda bisa mencoba batuk berulang kali sekeras yang Anda bisa.
Sebisa mungkin, sebelum setiap batuk, tarik napas dalam-dalam. Ulangi tindakan ini setiap dua detik tanpa henti.
Advertisement
Mengapa batuk efektif saat serangan jantung?
"Batuk bisa menyelamatkan hidup Anda saat terasa nyeri dada akibat serangan jantung," kata seorang ahli jantung dari Polandia, Tadeusz K. Petelenz, MD, seperti dilansir WebMD, Jumat (31/3/2017),
Petelenz mengatakan, kegagalan penanganan serangan jantung adalah seringnya pasien tidak sadar sehingga dokter sulit melakukan resusitasi. Dan batuk bisa dilakukan sebagai langkah Cardiopulmonary resuscitation (CPR) untuk menjaga jantung tetap berfungsi sembari menunggu bantuan.
"Batuk dapat merangsang kinerja jantung tetap berdetak," ujarnya.
Petelenz pun menjelaskan programnya dengan cara melatih pasien untuk batuk setiap satu atau dua detik. Proses ini diulang pada pagi dan malam setidaknya 10 sampai 30 batuk.
Tetapi belajar batuk hanya salah satu bagian dari program. Pasien juga diajarkan untuk mengenali gejala serangan jantung mendadak seperti sesak napas, tiba-tiba mual, pusing, keringat yang tak wajar, kabur penglihatan, tiba-tiba lemah dan tangan gemetar. Gejala-gejala ini dapat terjadi secara tunggal ataupun bersamaan, katanya.
Di sisi lain, Direktur eksekutif Dewan Resuscitation Eropa dan Profesor Kedokteran di University Hospital di Antwerp, Belgia, Leo Bossaert, MD, mengatakan, ia tidak yakin dengan batuk yang bisa menyelamatkan jantung.
"Studi Petelenz tidak mencakup kelompok pembanding sehingga tidak jelas apakah itu yang dimaksud adalah batuk terus asalkan pasien sadar atau hanya untuk menjaga ritme jantung," katanya.
Bagaimana pun, kata Bossaert, segera hubungi nomor darurat medis bila serangan jantung terjadi.