Sukses di India dan Singapura, Film Turah Baru Diputar di Tegal

Film Turah itu sengaja menggunakan bahasa Tegal dalam dialog sepanjang film.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 01 Apr 2017, 09:06 WIB
Film Turah itu sengaja menggunakan bahasa Tegal dalam dialog sepanjang film. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Tegal - Setelah sukses memperoleh penghargaan di ajang festival film internasional, film Turah besutan sineas asal Tegal baru akan diputar di tempat asalnya pada hari ini, Sabtu (1/4/2017).

Film Turah bakal diputar di Taman Budaya Tegal pada pukul 13.00, 15.30 dan 19.00 WIB. Harga tiket untuk umum Rp 30.000 dan pelajar/mahasiswa Rp 25.000. Bukan hanya pemutaran saja, penonton juga akan berdiskusi bersama kru, pemain, produser dan sutradara.

Film berbahasa Tegal itu sebelumnya menyabet berbagai penghargaan, seperti Geber Award dan Netpac Award dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival, Special Mention dalam Singapore Internasional Film Festival 2016 dan sukses di pemutaran film di 9th Bengaluru Internasional Film Festival 2017, India.

Film Turah merupakan sebuah film drama menggunakan bahasa Tegal produksi Fourcolours Films. Di tangan Wicaksono Wisnu Legowo sebagai sutradara, film itu mengajak penonton melihat jendela baru dalam menilik sebuah realita.

Persoalan yang dihadirkan dalam film meliputi tanah timbul, urusan tambak, perselingkuhan, teror mental, kesetiaan, hadir di setiap alur cerita. Aktor yang dihadirkan dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat Kampung Tirang, yang paham betul tentang kondisi tersebut.

Sederet aktor yang terlibat adalah Ubaidillah, Slamet Ambari, Narti Diono, Yono Daryono, Bondot Sukandar, Rudi Iteng, Ilham Tello, Firman Hadi, Lukman Jiwa, Sulistiowati, Cartiwi, Wawan Hudiyanto, Haikal, Anam, Bambang S, Citra Egi, Riziq, Diah, dan masyarakat Kampung Tirang.

Line Produser Film Turah Mulya Rhukmana mengatakan sengaja menggunakan bahasa Tegal yang sering dijadikan lawakan di dalam film dan sinetron. Padahal, bahasa Tegal bukanlah lelucon.

"Film Turah adalah jawaban dari semua itu, sebab film ini dikerjakan oleh orang Tegal. Dari sutradara, pemain serta kru. Buktikan bahwa bahasa Tegal bukan bahasa lawakan. Tontonlah filmnya," ucap Mulya Rhukmana, Jumat, 31 Maret 2017.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya