Liputan6.com, Jakarta Sebuah prosedur neuroprosthetic pertama di dunia mengembalikan fungsi otak sebagai pengendali gerak tubuh. Hal tersebut diujicoba pada seorang pria yang mengalami kelumpuhan setelah menabrak truk.
Bill Kochevar (53) sebelumnya tak bisa menggerakkan anggota badannya. Namun ia kini bisa minum secangkir kopi dan makan kentang menggunakan sendok dan garpu hanya dengan mengontrol pikirannya.
Advertisement
Seperti film-film fiksi ilmiah, di dalam tubuh Bill ditanam sensor yang mampu menanggapi sinyal dari otak. Sensor ini mampu mengembalikan fungsi tangannya.
“Saya berpikir tentang apa yang ingin saya lakukan dan sistem melakukannya untuk saya,” kata Kochevar, seperti dimuat the Guardian, Sabtu (1/4/2017).
Teknologi eksperimental ini merupakan terobosan pertama di dunia yang dipelopori oleh Case Western Reserve University di Cleveland, Ohio.
Untuk saat ini, proses gerak masih relatif lambat, tetapi para ilmuwan terus mencari terobosan untuk semakin memudahkan orang yang mengalami kelumpuhan.
"Kendati masih dalam tahap awal, kami percaya bahwa neuroprosthesis ini bisa menawarkan solusi bagi orang lumpuh untuk bisa beraktivitas kembali," kata penulis utama studi, Dr Bolu Ajiboye dalam jurnal medis Lancet.
Di masa depan, kata Bolu, sensor mungkin akan ditanam di bawah kulit dan tak terlihat.
Stimulasi listrik (FES) sebelumnya telah diujicoba pada pasien dengan kelumpuhan. Tapi mereka harus menggunakan gerakan untuk mengangkat bahu atau menganggukan kepala.
Dr Steve Perlmutter dari University of Washington mengatakan, penelitian merupakan terobosan yang futuristik. Meski alat ini masih belum siap, namun gerakan yang dihasilkan bisa sangat membantu pasien.
"Studi ini merupakan bukti bahwa di masa depan neuroprosthetics bisa mengatasi kelumpuhan," katanya.
Baca Juga