Liputan6.com, Amsterdam - Milan Schipper baru saja lulus SMA, sebelum mulai berkuliah, pemuda asal Belanda itu ingin berpetualang ke Sydney, Australia.
Apalagi, harga tiket pesawat ke kota tersebut ternyata paling murah dibandingkan destinasi lainnya.
Advertisement
Maka ia membeli tiket perjalanan ke Sydney. Namun, alih-alih menemukan pantai di tengah seperti yang dibayangkan, Schipper justru disambut cuaca dingin membekukan.
Parahnya lagi, pemuda 18 tahun itu salah kostum. Ia hanya mengandalkan jaket tipis di tengah badai salju yang nyaris menjelang.
Schipper mengaku sudah punya firasat buruk sebelumnya, ketika penerbangannya transit di Toronto. Ia kemudian dibawa dengan pesawat kecil milik Air Canada menuju kota tujuan.
"Pesawatnya sangat kecil. Aku pun bertanya-tanya, bisakah kapal terbang semacam ini sampai di Australia," kata dia kepada CBC, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (1/4/2017).
Benar saja, pesawat itu mengantarnya ke Sydney, Kanada. Bukan kota dengan nama yang sama di Australia. Ia tersesat di benua berbeda.
Setelah menyadari kekeliruannya, Schipper kemudian membeli tiket kembali ke Toronto, dengan bantuan staf maskapai. Dari sana ia akan kembali ke Belanda.
Saat menjemput sang putra di bandara Amsterdam, ayah Schipper tak kuasa menahan tawa. Terpingkal-pingkal, ia menertawakan kesialan anak laki-lakinya itu.
Bukan Satu-Satunya
Ternyata Milan Schipper bukan satu-satunya 'turis nyasar' ke Sydney, yang terletak di Nova Scotia, Kanada.
Pada 2002, pasangan dari Inggris mendarat di Sydney yang salah -- yang lebih terkenal dengan perahu penangkap lobsternya alih-alih Gedung Opera.
Pada 2009, Daily Mail melaporkan, seorang kakek yang bepergian dengan putranya juga tak sengaja mendarat di sana.
Sejumlah turis asal Italia juga pernah melakukan kesalahan yang sama pada 2010. Mereka tiba di Sydney yang sunyi, bukan kota 'kembarannya' yang metropolis.