Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT KAI untuk membangun stasiun Kereta Bandara Adi Soemarmo dekat dengan lokasi Bandara Adi Soemarmo dan tidak menggunakan sky bridge. Kementerian Perhubungan akan mengeluarkan izin trase Kereta Bandara Adi Soemarmo dalam waktu dekat ini.
“Stasiun kereta bandara tersebut harus menempel dengan Bandara Adi Soemarmo, jangan memakai sky bridge agar penumpang mudah mencapai terminal bandara tersebut,” ujar Budi Karya dalam keterangan tertulis, Senin (3/4/3017).
Budi Karya menyatakan untuk mengakomodir pembangunan kereta bandara tersebut, pemerintah tengah menyusun Peraturan Presiden dan ditargetkan akan selesai dalam tiga minggu ini.
Baca Juga
Advertisement
Terkait izin trase kereta bandara tersebut, Menhub menyatakan dalam waktu seminggu Kementerian Perhubungan akan mengeluarkan izin trase tersebut.
Saat izin trase sudah dikeluarkan, PT KAI beserta PT Angkasa Pura I, dan PT PP sebagai joint venture dalam pembangunan Kereta Bandara Adi Soemarmo tersebut sudah dapat memulai pembangunan kereta bandara tersebut.
Sebelumnya, Budi Karya akan menjadikan Bandara Adi Soemarmosebagai salah satu bandara hub di Jawa. Langkah tersebut agar Solo menjadi pusat dimana kota-kota besar di Indonesia bagian timur atau barat misalnya Ambon, Manado, Medan, Padang dapat langsung ke Solo.
“Apabila jadi pusat, pesawat yang menuju Jawa Tengah tidak perlu ke Jakarta dulu. Dengan begitu, tahun lalu sudah ada kenaikan yang signifikan,” tegas Budi Karya.
Pengembangan Bandara Adi Soemarmo Solo akan menambah rute dan penumpang internasional di bandara tersebut. Saat ini, terdapat tiga maskapai yang melayani rute internasional yaitu Garuda Indonesia, Air Asia, dan Lion Air dengan dua tujuan yaitu Jeddah dan Kuala Lumpur.
“Dengan pengembangan, Bandara Adi Soemarmoakan menjadi bandara yang benar-benar internasional, yang dapat melayani rute misalnya ke Jepang atau China,” tambah dia.
Untuk mengimplementasikan hal tersebut, banyak hal yang akan dilakukan yaitu diantaranya menambah kapasitas terminal tersebut dari 13 ribu meter persegi menjadi 26 ribu meter persegi yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2019.
“Runway juga akan diperpanjang yang asalnya 2.600 meter, bertahap menjadi 2.800 meter kemudian nanti jadi 3.000 meter sehingga pesawat wide body bisa masuk,” papar Budi Karya. (Gdn/Ndw)