Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat di awal pekan ini. Sedangkan dolar Amerika Serikat (AS) tergelincir menyambut rilis data ekonomi global dan pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump.
Pada perdagangan saham Senin (3/4/2017), bursa saham Jepang cenderung menguat dan diikuti yen. Penguatan ini usai ada laporan menunjukkan prospek membaik perusahaan Jepang.
Advertisement
Indeks saham Jepang Topix menguat 0,1 persen. Indeks saham Australia sedikit berubah. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,1 persen. Sementara itu, indeks saham MSCI Asia Pasifik menguat 0,2 persen. Di pasar mata uang yen naik 0,2 persen menjadi 111,17 per dolar AS. Euro menguat 0,2 persen menjadi US$ 1,06.
Memasuki kuartal II 2017, perkembangan politik mempengaruhi prospek ekonomi global. Meski demikian, data ekonomi juga masih menjadi sorotan. Pertama, rilis data ekonomi Jepang yaitu data manufaktur Jepang.
Pelaku pasar juga mencermati realisasi janji Donald Trump, salah satunya memangkas pajak. Pada bulan, lalu the Federal Reserve atau bank sentral AS telah menaikkan suku bunga 25 basis poin, dan prospek pengetatan kebijakan bank sentral AS belum memulihkan dolar AS.
"Investor akan memperhatikan data ekonomi dan hasil pertemuan bank sentral Eropa dan the Federal Reserve pada pekan ini untuk mencari petunjuk. Namun pasar kelihannya memperhatikan pertemuan dua hari presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump," ujar Kepala Ekonom Societe Generale SA, Michala Marcussen, seperti dikutip dari laman Bloomberg.
Pada pekan ini, investor akan mencermati hasil pertemuan bank sentral Australia. Diperkirakan, bank sentral Australia tetap pertahankan suku bunga. Selain itu juga pertemuan bank sentral India yang akan pertahankan suku bunga. Sejumlah negara juga akan keluarkan data inflasi yaitu Thailand, Korea Selatan dan Filipina. Sedangkan dari Amerika Serikat ada rilis data tenaga kerja non sektor pertanian pada Jumat pekan ini.
Ada pun di pasar komoditas pada awal pekan ini, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sedikit berubah menjadi US$ 50,61 per barel.