Liputan6.com, Jakarta - Mengawali April 2017, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kembali sentuh level tertinggi pada awal sesi perdagangan Senin pekan ini.
Berdasarkan data RTI, Senin (3/4/2017), IHSG naik 39,04 poin atau 0,67 persen ke level 5.607,15. Akhirnya IHSG sentuh level tertinggi usai mencatatkan kenaikan ke level 5.592 pada Kamis 30 Maret 2017.
Kenaikan IHSG pun terus melaju pada awal April ini. IHSG sentuh level tertinggi 5.615,55 dan terendah 5.581,31 pada awal sesi perdagangan. Ada sebanyak 159 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 69 saham tergelincir. 87 saham lainnya diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 43.355 kali dengan dengan volume perdagangan 1,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 764 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, ada sejumlah sentimen dorong IHSG sentuh level 5.600. Pertama, data manufaktur Indonesia naik menjadi 50,5 pada Maret 2017 dari 49,3. Kenaikan ini berpotensi memberi sentimen positif untuk Indonesia. Hal ini ditandai kalau ekonomi Indonesia ekspansi dengan indeks manufaktur lebih dari 50.
Selain itu, Bima menuturkan, berdasarkan salah satu bank regional grup DBS menyatakan ada peluang lembaga pemeringkat internasional S&P menaikkan rating Indonesia seiring selesai dan suksesnya pengampunan pajak.
Dalam laporan DBS menyebutkan program pengampunan pajak atau tax amnesty (TA) yang dijalankan pemerintah sejak Juli 2016 lalu resmi berakhir pada 31 Maret 2017.
Hingga pukul 24.00 WIB, surat pernyataan harta (SPH) total harta yang dilaporkan wajib pajak mencapai Rp 4.855 triliun. Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu) Ken Dwijugiasteadi menjelaskan, jumlah harta yang dilaporkan tersebut terdiri dari deklarasi harta dalam negeri sebesar Rp 3.676 triliun, deklarasi harta luar negeri sebesar Rp 1.031 triliun, dan harta yang direpatriasikan sebesar Rp 147 triliun.
Penerimaan dari uang tebusan murni, yaitu tanpa pembayaran tunggakan dan bukti permulaan, sebesar Rp 114 triliun terdiri dari wajih pajak orang pribadi non UMKM Rp 91,1 triliun, wajib pajak orang pribadi UMKM Rp 7,73 triliun, wajib pajak badan non UMKM Rp 14,6 triliun, dan wajib pajak UMKM Rp 656 miliar.
Indeks saham LQ45 menguat 1,12 persen ke level 931,91. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham DBX merosot 0,07 persen ke level 887,88. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham perdagangan turun 0,55 persen.
Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 42,30 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.316. Saham-saham yang menguat antara lain saham ASJT naik 14,16 persen ke level Rp 500 per saham, saham IPOL mendaki 12,86 persen ke level Rp 158 per saham, dan saham SOCI menguat 7,81 persen ke level Rp 414 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BBYB merosot 12,44 persen ke level Rp 394 per saham, saham NIPS turun 15,25 persen ke level Rp 500 per saham, dan saham SMRU tergelincir 8 persen ke level Rp 460 per saham.
Dalam laporan PT Mandiri Sekuritas menyebutkan, IHSG mencoba menguji resistance psikologis di 5.600. IHSG akan naik terbatas di kisaran 5.541-5.606.
Seperti diketahui, IHSG menguat 5,1 persen sepanjang kuartal I 2017 ke posisi 5.568,10. Kapitalisasi pasar saham naik 5,24 persen menjadi Rp 6.055,23 triliun. Pencapaian tertinggi level IHSG dan nilai kapitalisasi saham terjadi pada Kamis 30 Maret 2017 di kisaran 5.592 dan Rp 6.078 triliun.
Sedangkan laju IHSG selama sepekan periode 24-31 Maret 2017 naik tipis 0,02 persen ke posisi 5.567. Kapitalisasi pasar saham naik 0,08 persen. Investor asing mencatakan aksi beli sekitar Rp 1,21 triliun selama sepekan terakhir. Sedangkan sepanjang 2017 sekitar Rp 8,34 triliun.