Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini. Penguatan IHSG ini di tengah rilis data ekonomi oleh BPS (Badan Pusat Statistik).
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (3/4/2017), IHSG naik 34,49 poin atau 0,62 persen ke level 5.602,60. Indeks saham LQ45 mendaki 0,91 persen ke level 929,89. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.616,94 dan terendah 5.581,31. Ada sebanyak 164 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 142 saham melemah, sehingga menahan penguatan IHSG. 95 saham lainnya diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 185.748 kali dengan volume perdagangan 5,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,3 triliun. Pelaku pasar melakukan aksi beli sekitar Rp 42 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.316.
Baca Juga
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perkebunan turun 0,19 persen dan sektor saham konstruksi melemah 1,05 persen. Sektor saham perdagangan naik 1,55 persen, dan catatkan penguatan terbesar.
Saham-saham lapis kedua dan ketiga catatkan penguatan terbesar antara lain saham TALF naik 24,23 persen ke level Rp 482 per saham, saham PNIN melonjak 23,81 persen ke level Rp 910 per saham, dan saham FISH naik 20,97 persen ke level Rp 3.750 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham ARII turun 23,11 persen ke level Rp 346 per saham, saham PLIN merosot 22,38 persen ke level Rp 3.780 per saham, dan saham CNTX turun 20 persen ke level Rp 620 per saham.
Bursa Asia sebagian besar menghijau. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,37 persen ke level 24.200, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,27 persen ke level 2.165, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,50 persen ke level 19.00, dan indeks saham Singapura mendaki 0,23 persen ke level 3.182.
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, ada sejumlah sentimen dorong IHSG sentuh level 5.600. Pertama, data manufaktur Indonesia naik menjadi 50,5 pada Maret 2017 dari 49,3. Kenaikan ini berpotensi memberi sentimen positif untuk Indonesia. Hal ini ditandai kalau ekonomi Indonesia ekspansi dengan indeks manufaktur lebih dari 50.
Selain itu, Bima menuturkan, berdasarkan salah satu bank regional grup DBS menyatakan ada peluang lembaga pemeringkat internasional S&P menaikkan rating Indonesia seiring selesai dan suksesnya pengampunan pajak.
Penguatan IHSG ini juga di tengah rilis data ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun di luar dugaan tercatat deflasi pada Maret 2017.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bila Indonesia mencatatkan deflasi pada Maret ini sebesar 0,02 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 1,19 persen dan tahun ke tahun mencapai 3,61 persen.
Bila dibandingkan pada bulan yang sama di tahun sebelumnya, Indonesia tercatat mengalami inflasi. Pada Maret 2016, inflasi tercatat sebesar 0,19 persen dan Maret 2015 sebesar 0,17 persen.
"Deflasi Maret 2017 sebesar 0,02 persen. Ini agak di luar dugaan. BI menduga dan ekonom memperkirakan inflasi rendah," jelas Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin 3 April 2017.