Liputan6.com, Jakarta Pasangan cagub cawagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat kembali mendapatkan dukungan di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2017. Warga asal Madura, Jawa Timur, yang kini tinggal di Jakarta diajak untuk mendukung dan memiliih pasangan Ahok –Djarot.
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I (Jawa dan Sumatera) Nusron Wahid saat bersama sejumlah ulama Madura menghadiri acara pengajian umum "Peringatan Rajabiyah" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Advertisement
Acara Peringatan Rajabiyah sendiri dihadiri ribuan warga asal Madura, pada kesempatan tersebut juga dilakukan deklarasi dukungan warga Madura untuk pasangan Ahok-Djarot. Warga Madura yang ada dari kawasan pulau Jawa tapal kuda hadir di acara itu, mulai dari Banyuwangi sampai ke Sumenep dan Bangkalan serta daerah-daerah lainnya. Rangkaian acara dimulai dengan shalat maghrib berjamaah, kemudian pembacaan maulid oleh Tim Hadrah, dan pembacaan surat yasin serta tahlil.
Pengajian tersebut juga dihadiri KH Imam Buchori Cholil, cucu Mbah Cholil Bangkalan, yang merupakan penggagas berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) bersama KH Hasyim Asy'ari.
Dalam sambutannya, Nusron mengatakan, dukungan warga Madura di Jakarta mulai meningkat dengan adanya silaturahmi antarwarga Madura dengan para alim ulama yang memiliki kesamaan visi dengan pasangan cagub cawagub nomor urut dua, Ahok-Djarot yang selama ini dianggap mendukung umat Islam.
"Saat ini ada sekitar 200.000 warga Madura di DKi Jakarta. Diharapkan, mayoritas warga Madura di Jakarta bisa memilih pasangan Ahok-Djarot pada putaran kedua Pilgub DKI 19 April mendatang," ujar Nusron.
Dijelaskan, banyak program yang dijalankan Ahok-Djarot cocok dengan warga Madura yang dikenal sangat Islami. Misalnya, pasangan itu memberikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Santri khusus bagi warga DKI Jakarta yang ingin "mondok" di Jawa dan daerah lainnya.
Nusron juga menjelaskan kepada warga Madura di Jakarta tentang program Ahok-Djarot yang selama ini memberikan banyak kemudahan, termasuk dalam hal pendidikan dengan adanya Kartu Jakarta Pintar (KJP).
"Jadi, KJP Santri ini diperuntukkan bagi orang Jakarta yang ingin mengirim anaknya menjadi santri di Jawa Tinur, Madura, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan daerah lain. Di daerah, mereka akan tetap mendapatkan KJP dari Jakarta," ujar Nusron.
Perwakilan warga Madura, KH Ibnu Hazen dalam sambutannya mengatakan, bulan Rajab sangat istimewa. Dia mengapresiasi pembacaan shalawat, yang dibacakan para warga Madura dalam peringatan "Rajaban" kali ini. Silaturahmi seperti itu memiliki manfaat yang sangat banyak.
"Doa seperti itu dilakukan agar panjang umur, menambah rejeki, dan tetap sehat. Siapa yang memutus tali silaturahmi akan dilaknat oleh Allah SWT. Makanya, kita tidak saling menghujat serta tidak saling mengkafirkan sesama muslim," ujar KH Ibnu Hazen.
Sebagai ulama muslim NU, KH Ibnu Hazen mengaku terpanggil untuk menyampaikan program Ahok-Djarot. Sebab, walaupun memang bukan orang Muslim, tetapi programnya lebih NU dari orang NU. Jauh dibanding lawan Ahok yang melarang dan membidahkan orang untuk tahlilan, mengharamkan Maulid Nabi SAW, dan sering mengkafirkan sesama muslim.
Ustaz Ibnu menambahkan, saling hujat saat ini banyak terjadi apalagi dalam Pilgub DKI Jakarta. Bahkan, menurutnya, ada warga yang memutus silaturtahmi. Padahal hal itu yang dibenci dan dilaknat oleh Allah SWT.
"Kalau pilih nomor dua, jangan takut dikafirkan. Itu (mengkafirkan) adalah hak prerogatif Allah SWT. Tidak boleh saling mengkafirkan. Emangnya surga punya nenek moyang mereka," kata Ustaz Ibnu.
Ketua DPP PPP Akhmad Ghozali Harahap, yang mewakili Ketua Umum DPP PPP Djan Faridz mengatakan, sejak putaran pertama, PPP sudah menjatuhkan pilihan pada Ahok-Djarot. Dukungan dari warga Madura itu diharapkan dapat memperkuat upaya memenangkan Ahok-Djarot.
Keberpihakan Ahok-Djarot pada umat Islam sudah dibuktikan mereka dengan menyejahterakan pengurus masjid, imam masjid, marbot, ustaz, muadzin, serta ada program umrah gratis untuk warga.
"Kemudian, walaupun Ahok tidak beragama Islam, namun telah membangun masjid untuk menjadi fasilitas ibadah bagi umat Islam," ucap Akhmad Ghozali.
(*)