Kisah Lenin Moreno, Pria Difabel yang Jadi Calon Presiden Ekuador

Lenin Moreno walau kehilangan fungsi kedua kakinya berhasil memenangi Pilpres Ekuador.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Apr 2017, 06:54 WIB
Wapres Ekuador Lenin Moreno Menangi Pemilu (AFP)

Liputan6.com, Quito - Meski perhitungan final belum keluar, Lenin Moreno berpotensi besar menjadi pemenang pemilihan presiden Ekuador. 

Padahal, peluang wakil dari kelompok kiri itu terbilang tipis. Apalagi, ia punya rival berat: Guillermo Lasso yang dikenal sebagai politikus nomor wahid Ekuador dan jagoan kelompok konservatif.

Sejumlah jajak pendapat dan survei yang digelar sebelum Pilpres selalu mengunggulkan Lasso.

Jadi kuda hitam, pria kelahiran 19 Maret 1953 tak patah arang, semangat besar dan dukungan kuat partai dan kelompoknya membuat kemenangan dalam pilpres berhasil direbutnya.

Jadi presiden bisa dibilang mimpi yang menjelma jadi nyata bagi Lenin. Walau punya pengalaman sebagai Wapres, sebuah kecelakaan nyaris mengubur harapannya jadi orang nomor satu.

Dua dekade lalu, terjadi insiden penembakan yang menimpanya. Perampok yang menggunakan senjata api saat melakukan aksinya, menembak kedua kaki Lenin.

Untungnya, Lenin tidak meninggal dunia. Namun, ia harus kehilangan fungsi kedua kakinya yang mengakibatkannya lumpuh total.

Kemenanganya dalam pemilu Ekuador membuat Lenin masuk pula dalam catatan sejarah dunia.

Ia adalah satu dari sedikit pemimpin global yang memerintah dalam kondisi disabilitas.

Lenin memang dikenal sebagai tokoh persamaan hak kaum disabiltas dunia. Ia pun pernah menjalan tugas sebagai Utusan Khusus PBB untuk Kaum Disabilitas.

Dibanding pendahulunya Presiden Rafael Correa, gaya kepemimpinan Lenin lebih luwes, dan tidak begitu konfrontatif terhadap yang tak sependapat dengannya.

Saat kampanye, pria tersebut selalu menyinggung masalah sosial. Seperti, janji memberikan dana dan pelayan lebih kepada orangtua tunggal terutama perempuan dan kaum disabilitas.

"Kita akan membangun jalan, kita sudah menyelesaikan banyak tapi ada banyak juga yang harus kita lakukan," sebut Lenin seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (3/4/2017).

Kemenangan memang sudah direngkuh. Tapi, bukan berarti Lenin bisa berpangku tangan, tugas maha berat menanti di depan mata.

Yang paling banyak tantangan adalah menciptakan lapangan kerja bagi Warga Ekuador. Hal ini dinilai berat karena ekonomi negara ini tengah menurun.

Selain itu, memperbaiki keadaan ekonomi semakin sulit setelah kasus korupsi menimpa BUMN minyak, Ekuador PetroEcuador.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya