Lewat Pertemuan G20, Indonesia Dorong Adopsi Ekonomi Digital

Lewat pertemuan G20, Indonesia akan mengusung agenda pemanfaatan ekonomi digital pada seluruh anggota G20.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 03 Apr 2017, 17:30 WIB
Menkominfo Rudiantara. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani

Liputan6.com, Jakarta - ag Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akan melakukan lawatan ke Dusseldorf, Jerman, untuk menghadiri pertemuan G20 Digital Ministers pada 6-8 April mendatang. Lewat pertemuan ini, Indonesia mengusung agenda pemanfaatan ekonomi digital pada seluruh anggota G20.

Ditemui awak media di Jakarta, Senin (3/4/2017), Rudiantara mengatakan pemerintah memang lebih aktif dalam pertemuan G20 kali ini. Tak sekadar menawarkan proposition paper, tapi juga sebuah action plan bagi negara-negara anggota G20.

Setidaknya ada tiga hal yang akan diperkenalkan pemerintah Indonesia pada pertemuan G20, yaitu sharing economy, workforce digitalisation, dan financial inclusion.

Langkah ini, menurut Rudiantara, tak lepas dari pengalaman Indonesia dalam memanfaatkan ekonomi digital untuk memeratakan kesenjangan sosial. Ia menyebut Go-Jek, Bukalapak, dan Tokopedia sebagai salah satu contoh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui teknologi digital.

Apalagi anggota dari G20 tengah mengalami masalah mengenai ketimpangan distribusi kekayaan. Hal itu dapat dilihat dari GINI Ratio masing-masing negara. Karenanya, ekonomi digital diharapkan menjadi solusi dari masalah tersebut.

GINI Ratio merupakan perhitungan yang kerap digunakan untuk menentukan pemerataan kekayaan. Semakin kecil nilai GINI Ratio, semakin kecil ketimpangan kekayaan negara tersebut.

Indonesia sendiri kini memiliki nilai GINI Ratio sebesar 39,47 persen. Nilai itu masih berada di bawah Turki dan Amerika Serikat yang masing memiliki nilai 40,18 persen dan 41,06 persen.

"Coba bayangkan berapa UMKM yang terbantu dengan kehadiran Bukalapak atau Tokopedia, begitu pula Go-Jek. Hal ini yang kita bawa pada pertemuan itu," ujar pria yang akrab dipanggil Chief RA tersebut.

"Bukan berarti kami mengajak negara lain mengadopsi Go-Jek, tapi menunjukkan ada perubahan yang dihasilkan dari pemanfaatan ekonomi digital di Indonesia," ujarnya melanjutkan. Untuk itu, tiga poin tersebut dipilih karena dianggap merupakan bidang utama dari proses digitalisasi.

Selain kehadiran layanan transportasi online dan marketplace, contoh lain yang berhasil adalah layanan Bank Tabungan Pensiun Nasional bernama Wow. Kehadiran layanan itu berhasil membantu lebih banyak orang untuk memiliki akun perbankan dengan memanfaatkan nomor teleponnya saja.

"Kami juga mengusulkan klausul agar setelah dilakukan pertemuan ini ada deklarasi dari seluruh anggota," tutur Rudiantara. 

(Dam/Cas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya