Liputan6.com, Jakarta - Kerja sama antara PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dengan Koperasi Wahana Kalpika (KWK) resmi dijalin. Pemprov DKI mengintegrasikan KWK sebagai pengumpan ke sistem Bus Rapid Transit (BRT), yang selanjutnya menggunakan bus Transjakarta.
Koordinator Departemen Infrastrutur dan Transportasi Barisana Nusantara Achmad Izzul Waro menuturkan, kunci sukses integrasi transportasi di Jakarta mencakup tiga hal. Yaitu integrasi prasarana, integrasi pelayanan atau manajemen, dan integrasi sistem pembayaran.
Advertisement
"Jakarta sebagai salah satu kota besar di dunia harusnya memiliki sistem transportasi yang maju, mengutamakan pelayanan dan mengintegrasikan pembayarannya," tutur Izzul Waro dalam acara 'Dialog Publik Integrasi Transportasi' di Sofyan Hotel Betawi Jakarta Pusat, Senin (3/4/2017).
Dia juga menyampaikan, persoalan kemacetan Ibu Kota yang semakin parah namun upaya memperbaiki sistem transportasi publik masih terfokus pada angkutan saja.
"Padahal kan keberhasilan program angkutan massal juga terletak pada sistem pengumpannya. Makanya, keberadaan angkutan umum reguler harus mendapat perhatian serius. Ini agar kualitas pelayanannya meningkat sehingga bisa menarik minat masyarakat," tandas Izzul.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta juga mengatakan bahwa pengembangan angkutan umum massal seharusnya dapat tersambung dengan pengembangan pemukiman murah untuk warga.
"Masyarakat dari kalangan menengah ke bawah masih mayoritas di Jakarta. Ke depannya pembangunan perumahan murah berorientasi pada angkutan massal juga menjadi prioritas pemerintah," kata Triwisaksana.
Harus Lihat Sejarah
Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan penataan angkutan umum di Jakarta seharusnya melihat aspek kesejarahan. Dengan itu, keberadaan angkutan umum reguler harus dijamin kelangsungannya.
"Di sinilah arti integrasi sebenarnya, yaitu mengintegrasikan angkutan regular dengan Transjakarta sebagai angkutan utamanya," ujar Darmaningtyas di Sofyan Hotel Betawi Jakarta Pusat, Senin (3/4/2017).
"Kalau cuma ada busway bagaimana bisa diartikan integrasi. Makna integrasi ini adalah angkutan-angkutan reguler dijamin, tapi operasionalnya terkoneksikan ke Transjakarta," sambung dia.
Dia juga menuturkan saat ini Transjakarta telah menerapkan sistem pengumpan (feeder) untuk menghubungkan layanannya dengan sistem transportasi massa lainnya, misalnya KRL Commuter Line.
"Sebagai contoh feeder yang menghubungkan Halte Karet dan Statiun Tebet. Akan tetapi, sangat disayangkan sistem pengumpan tersebut justru menggunakan armada mereka sendiri, padahal ada mikrolet M44," tutur dia.
Menurut Darmaningtyas, pemerintah harus memperbaiki sistem transportasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat harus bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan apresiasi kepada para pelaku usaha yang telah berjasa selama ini.
"Para pengusaha dan awak angkutan umum reguler juga harus mau dibina oleh pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme," tutup Darmaningtyas.