Liputan6.com, Jakarta Pasangan cagub cawagub DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)- Djarot Saiful Hidayat, selama masa Pilgub DKI Jakarta 2017 kerap disudutkan dengan isu SARA. Takhanya itu, saat blusukan di tempat terpisah, Ahok dan Djarot kerap mendapat intimidasi dengan penolakan dari beberapa orang dan kelompok tertentu.
Jamaah Pengajian Pendukung Ahok Djarot yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, dalam waktu dekat akan membentuk satgas anti intimidasi. Hal ini bertujuan guna mengantisipasi kecurangan dan upaya pemaksaan yang dilakukan pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Advertisement
Ketua Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat (Forkum), Gus Sholeh Mz mengatakan, bila terjadi upaya kecurangan, pemaksaan dan intimidasi, dapat dilaporkan.
“Dalam waktu dekat kita akan bentuk satgas anti intimidasi. Nantinya jika terjadi upaya kecurangan dan pemaksaan maupun intimidasi laporkan dan saat di TPS nanti yang perlu diwaspadai, banyak intimidasi bertebaran,” ujar Guz Sholeh Mz.
Lebih lanjut, Gus Sholeh juga mengajak basis majelis taklimnya mulai dari yang berada di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, maupun Jakarta Timur, untuk ikut berjuang memenangkan pasangan cagub cawagub Ahok dan Djarot saat pencoblosan Pilkada DKI 19 April 2017. Selain itu, ia meminta untuk tidak takut kedatangan orang luar daerah yang ikut campur dalam pesta demokrasi di Jakarta nanti dengan kemasan "Tamasya Al Maidah".
“Insya Allah Basuki Djarot pasti menang sebagai Gubernur dan Wagub, asal tidak ada intimidasi dan kecurangan,” kata Gus Sholeh Mz.
Gus Sholeh juga menyebutkan bahwa dalam Alquran, ada tiga ciri orang munafik. Pertama, orang munafik cenderung berkata tidak jujur di mana tidak pernah konsisten dengan apa yang dikatakannya. Kedua, kata dia, orang munafik mudah memberi janji, tetapi kemudian tanpa beban mengingkarinya. Bahkan ada dikotomi yang tajam antara apa yang dikatakan dengan apa yang diperbuat. Ciri ketiga, tambah dia, orang munafik jika diberi amanah pasti akan mengkianati amanah tersebut.
Pengamat Politik Senior, Arbi Sanit menduga, Ahok merupakan bagian dari korban politik. Keterangan sejumlah saksi ahli agama Islam dalam sidang dugaan penistaan agama di PN Jakarta Utara semakin membuktikan bahwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak menistakan agama.
Hal tersebut dilakukan, kata Arbi Sanit, karena kualitas kepemimpinan Ahok terbukti jauh melebihi cagub lain. Agama pun diperalat sebagai salah satu cara untuk menyeimbangkan kompetisi.
"Artinya tuduhan penistaan agama adalah diduga dalih untuk mengalahkan Ahok sebagai Cagub DKI Jakarta," kata Arbi Sanit.
Gus Sholeh Mz menghimbau masyarakat untuk cerdas memilih, diakuinya, saat ini Jakarta butuh pemimpin yang kompeten dan memiliki integritas teruji, memiliki rekam jejak yang baik dan telah memberi bukti kerja nyata, bukan sekedar janji.
“Sejauh ini, pemimpin ideal yang didambakan ada dalam diri pasangan Ahok – Djarot. Pasangan petahana ini telah memberi bukti nyata bagi rakyat Jakarta melalui program-program,” pungkasnya.
(*)