Dishub: Integrasi Transjakarta dan Angkot KWK Kurangi Macet

Angkot KWK ini pun telah mulai beroperasi dari Sabtu 30 Maret 2017.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Apr 2017, 10:57 WIB
PLT Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono (kanan) menempelkan stiker integrasi Transjakarta-Koperasi Wahana Kalpika (KWK) saat peresmian di Halaman Balaikota, Jakarta, Senin (3/4). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kerjasama antara PT Transjakarta dengan angkutan umum Koperasi Wahana Kalpika (KWK) resmi dijalin. Angkot KWK ini pun telah mulai beroperasi dari hari Sabtu, 30 Maret 2017.

Menurut Dinas Perhubungan, integrasi Transjakarta dengan angkot KWK ini membuahkan dampak positif, salah satunya mengurangi kemacetan di Jakarta.

"Di sini (PGC) biasanya pagi ramai, macet. Sekarang sudah nggak macet lagi. Kan biasanya pada angkot-angkot itu pada ngetem di sini, itu yang buat macet. Karena di buat halte jadi turun naik penumpangnya jelas, kuranglah kemacetan jadinya," kata salah satu pegawai Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, Budi, kepada Liputan6.com di Cililitan Jakarta Timur, Selasa (4/4/2017).

Budi berharap ke depannya agar pemerintah lebih banyak menurunkan angkot-angkot KWK dengan berbagai jurusan.

"Semoga lebih banyaklah angkot KWK ini, kan yang buat macet Jakarta itu kadang angkot ngetem itu," tutur Budi.

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyatakan kerjasama antara KWK dan Transjakarta lebih untuk penghematan waktu.

"Ini akan lebih efisien karena dari halte ke halte jadi tidak ada yang teriak untuk memberhentikan angkutan. Apalagi kendaraan seperti ini terdapat 13.500 dan nanti akan kita ajak untuk berintegrasi," ucap dia.

Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini juga mengharapkan nantinya pengintegrasian tersebut tidak hanya untuk Transjakarta, tetapi dengan transportasi lainnya.

"Seperti dengan kereta api, laut dan sebagainya, sehingga tidak perlu mencari penumpang seperti biasanya. Apalagi yang berintegrasian KWK ini juga hanya memperbolehkan penumpang tidak lebih dari 12 dalam satu angkutan," tegas Sumarsono.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya