Liputan6.com, Jakarta - Google mendanai sebuah studi generasi Z bertajuk "It’s Lit: A guide to what teens think is cool". Salah satu hasilnya yaitu para remaja berumur 13 sampai 17 tahun sepakat bahwa Google dan sejumlah merek perusahaan tersebut termasuk hal yang keren bagi mereka.
Baca Juga
Advertisement
Sebanyak 1.100 remaja dalam penelitian ini yakin dan bergantung pada sejumlah merek untuk membentuk dunia mereka. Google dan dua merek miliknya, YouTube dan Chrome, menempati posisi 10 besar dalam daftar merek keren versi generasi Z.
Daftar 10 merek keren itu secara berurutan adalah YouTube, Netflix, Google, Xbox, Oreo, GoPro, PlayStation, Doritos, Nike, dan Chrome. Penilaian keren didefinisikan oleh para peneliti sebagai "unik, mengesankan, menarik, menakjubkan atau mengagumkan".
Google mempublikasikan hasil riset ini dalam bentuk majalah digital. "Tujuan majalah ini adalah untuk memberikan pandangan sekilas ke dalam dunia remaja di Amerika Serikat (AS) melalui lensa apa yang mereka anggap keren. Tidak seperti milenial, kelompok ini ambisius, terhubung dan merasa bahwa mereka bisa mengubah dunia," tulis Google dalam laporannya.
Lebih lanjut, responden memiliki pendapat yang sepakat mengenai Google. Milenial menggambarkan Google sebagai sesuatu yang serius dan fungsional, sedangkan bagi generasi Z adalah sesuatu yang menyenangkan dan juga fungsional.
"Google tidak hanya mesin pencari yang kuat, tapi juga hebat dalam segala hal mulai dari email hingga dokumen," ujar salah satu responden berumur 17 tahun asal Florida.
Google mengungkapkan 42,2 persen responden generasi Z menggunakan Google+, lebih tinggi daripada Twitter dengan persentase 35,4 persen dan Pinterest 26,6 persen. Jejaring sosial yang paling banyak digunakan adalah Instagram (59,6%), Snapchat 56,4%), dan Facebook di posisi ketiga (52,8%).
Namun Google mendapat kritik atas penelitiannya mengenai jejaring sosial tersebut. Sejumlah pihak meragukan kebenarannya. "Studi ini adalah iklan native untuk berbagai layanan Google," tulis seorang komentator teknologi di Twiter, Maya Kosoff. Demikian seperti dilansir The Guardian, Rabu (5/4/2017).
(Din/Cas)