Menunggu Kebijakan Moneter Australia, Rupiah Melemah Tipis

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.322 per dolar AS hingga 13.332 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Apr 2017, 12:40 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.322 per dolar AS hingga 13.332 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar menunggu keluarnya kebijakan moneter Australia.

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/4/2017), rupiah dibuka di angka 13.328 per dolar AS, melemah tiga basis poin jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.325 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.322 per dolar AS hingga 13.332 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 1,10 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.326 per dolar AS. Patokan hari ini melemah jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.324 per dolar AS.

Dolar AS bergerak stabil pada perdagangan hari ini. DOlar AS hanya bergerak melemah terhadap yen Jepang.

Adanya data-data ekonomi yang positif di AS ternyata tidak memberikan dukungan bagi dolar AS menguat di pasar Asia. "Dolar AS justru tertahan di Asia," jelas analis mata uang Brown Brothers Harriman, Tokyo, Jepang, Masashi Murata seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, pelaku tak banyak melakukan transaksi pada hari ini karena menunggu kebijakan moneter dari Reserve Bank of Australia (RBA).

Sebagian analis dan ekonom memperkirakan bahwa otoritas moneter di Australia tersebut tetap akan menahan suku bunga di level rendah yaitu 1,50 persen.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah terlihat stabil walaupun sebagian kurs di Asia melemah terhadap dolar AS. Angka inflasi Maret 2017 yang di bawah ekspektasi memberikan sentimen positif tambahan terutama ke pasar Surat Utang Negara (SUN) dan mendorong penguatan rupiah.

Selain itu, dolar AS juga mulai melemah pada perdagangan semalam serta harga minyak mentah yang mulai naik bisa memberikan sentimen positif tambahan ke rupiah. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya