Jalan di Dusun Penghasil Beras Merah 'Beraspal' Tanah Merah

Impian Dusun Malenteng adalah uluran tangan pemerintah daerah setempat untuk membangun segala infrastruktur di sana.

oleh Eka Hakim diperbarui 04 Apr 2017, 18:02 WIB
Dusun Malenteng butuh uluran tangan pemerintah daerah setempat untuk pembangunan infrastruktur memadai.

Liputan6.com, Gowa - Kabupaten Gowa menjadi salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki kekayaan alam begitu melimpah. Selain lahan pegunungan yang subur dan menghasilkan beragam sayuran segar, juga ada satu daerah yang dikenal sebagai penghasil beras merah.

Daerah itu bernama Malenteng, sebuah dusun terpencil di antara tujuh dusun yang berada di Desa Erelembang, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Kondisi alam yang sejuk dan dingin serta didukung lahan yang subur menjadi faktor pendukung utama keberhasilan masyarakat Malenteng dalam memproduksi tanaman beras merah. Jadilah, dusun Malenteng terkenal sebagai daerah penghasil beras merah terbaik.

Namun di balik keberhasilan itu, masyarakat Malenteng yang dikenal dengan budaya gotong-royongnya itu ternyata punya impian besar yang belum terwujud.

Impian itu adalah uluran tangan pemerintah daerah setempat untuk membangun segala sarana dan prasarana di Dusun Malenteng. Selama ini, pemda setempat belum melirik dusun ini untuk pembangunan infrastruktur.

"Warga berharap pemda beri perhatian untuk membangun jalan desa beraspal agar mereka tak kesulitan beraktivitas. Apalagi ketika musim hujan, akses jalan desa berubah menjadi lumpur karena sama sekali memang tak pernah tersentuh aspal atau semacam pengerasan jalan," kata Anriadi, Ketua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar kepada Liputan6.com, Senin, 3 April 2017.

Jalan desa yang beraspal, kata Adi, sapaan akrab Anriadi, merupakan impian indah masyarakat Malenteng sejak bertahun-tahun. Sebab, jalan beraspal menjadi aspek penting di dusun yang juga punya pemandangan alam yang indah ini.

Dusun Malenteng butuh uluran tangan pemerintah daerah setempat untuk pembangunan segala infrastruktur memadai. (Liputan6.com/Eka Hakim).

"Padahal Dusun Malenteng memiliki keindahan alam yang luar biasa, cuaca yang masih dingin, udaranya masih segar serta budaya gotong royong yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya. Malenteng sangat berpotensi jadi objek wisata," ungkap Adi.

Malenteng sendiri, diakui Adi, merupakan daerah binaan Mapala UMI Makassar sehingga ditetapkan sebagai salah satu jalur pendidikan kegiatan Mapala UMI yang diselenggarakan setiap tahun.

"Kami tahu persis kehidupan masyarakat Malenteng yang penuh dengan keterbatasan," ungkap Adi soal kehidupan dusun yang berada di wilayah Kabupaten Gowa tersebut.

Dari hasil survei Pengurus Harian Mapala UMI Makassar di Dusun Malenteng, masih banyak kekurangan yang dihadapi. Selain akses jalan yang masih berlumpur dan diselimuti tanah merah sehingga hanya bisa dilewati oleh kendaraan khusus, ada sejumlah masalah lain yang serba terbatas. Di antaranya masalah kesehatan, pendidikan, dan pengetahuan agama.

"Karena tidak adanya perhatian dari pemerintah setempat sehingga dasar itulah Pegurus Harian Mapala UMI Makassar menjadikan Dusun Malenteng sebagai dusun binaan dan alhamdulillah mendapat respons yang baik dari Dusun Malenteng dan tokoh masyarakat setempat," ujar Adi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya