Liputan6.com, Jakarta Sebagian dari Anda tentu pernah melihat video mengenai kegunaan kondom, selain sebagai alat kontrasepsi bukan? Meski dibuat untuk tujuan parodi, beberapa kegunaan kondom seperti misalnya untuk pelapis ponsel agar tak terkena air, cukup masuk akal. Sementara, di sebuah desa di Kuba, kondom digunakan sebagai alat pendukung produksi minuman anggur atau wine.
Harum aroma buah-buahan yang difermentasi menyeruak di sebuah lokasi di Havana, Kuba. Tepatnya di sekitar rumah Orestes Estevez, produsen wine lokal. Orestes dan keluarganya mengisi botol-botol kaca dengan anggur, jahe, dan hibiskus. Mereka kemudian menutup ujung hingga leher masing-masing botol dengan kondom. Dan proses pembuatan wine pun dimulai.
Advertisement
Melansir laman New York Post, Selasa (4/4/2017), Estevez (65) sudah membuat wine sejak berpuluh tahun lalu. Pensiunan petugas militer ini melegalkan usahanya dan membuka pabrik wine kecil-kecilan pada tahun 2000. Kini, Estevez yang dibantu oleh istri, putra, dan asistennya memproduksi sekitar 300 botol wine berukuran 20 liter. Bahan utama wine Estevez adalah anggur Kuba yang dicampur dengan buah-buahan tropis serta sayuran.
Pabrik wine milik Estevez menjadi atraksi tersendiri bagi penduduk di sekitar El Cerro. Biasanya mereka duduk berjam-jam sambil menikmati wine buatan Estevez teguk demi teguk dari gelas berwarna hijau.
Pemandangan yang paling menarik perhatian tentunya ratusan botol bertutup kondom yang perlahan membubung karena terisi gas akibat proses fermentasi. Biasanya kondom akan dilubangi sedikit untuk memudahkan pelepasan gas fermentasi. Ketika proses tersebut selesai, gas akan hilang dan kondom tak lagi mengembang. Itu artinya wine telah siap untuk dikemas.
Perlu waktu sekitar satu bulan hinga 45 hari untuk memproduksi satu jar wine. Minuman anggur Estevez dikemas dalam botol dan dijual untuk konsumsi rumahan serta restoran. Rata-rata dia bisa menjual 50 botol per hari dengan harga 10 peso Kuba per botolnya. Harga yang terjangkau bagi penduduk Kuba yang berpenghasilan rata-rata 25 dollar per bulan dan tak mampu membeli wine impor.
Penggunaan kondom dalam produksi wine di Kuba bisa dibilang secara tak langsung merupakan dampak dari embargo ekonomi yang dilakukan Amerika Serikat terhadap negara tersebut. Ada banyak benda atau keperluan rumah tangga yang sulit ditemukan di Kuba. Itu sebabnya masyarakat Kuba menjadi lebih kreatif menggunakan benda apa pun yang bisa mereka temukan untuk menunjang keseharian.
Selain menggunakan kondom untuk proses produksi wine, masyarakat Kuba juga menggunakan benda tersebut untuk menangkap ikan. Banyak nelayan Kuba yang memasukkan umpan ke dalam kondom guna mencegah umpan mudah dibawa kabur ikan.