Penerjun Kuala Lumpur Tower Juga Ikut Jogja Air Show Tahun Ini

Jogja Air Show tahun ini naik kelas menjadi event internasional.

oleh Yanuar H diperbarui 04 Apr 2017, 16:03 WIB
Jogja Air Show tahun ini naik kelas menjadi event internasional. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Event dirgantara tahunan di Yogyakarta naik kelas tahun ini. Jika sebelumnya digelar dalam skala nasional, kegiatan yang menampilkan aksi penerjun payung itu resmi berskala internasional sehingga bernama Jogja International Air Show.

Danlanud Adi Sutjipto Marsma TNI Novyan Samyoga mengatakan peningkatan skala itu karena ada beberapa negara yang ikut serta dalam kegiatan yang memasuki tahun ke-12 itu. Dalam kegiatan ini direncanakan pemecahan rekor big formation terjun payung.

Panitia juga merencanakan pemecahan rekor terbang bersama terbanyak paramotor paralayang, penerbangan chuck glider terbanyak dan Bogor Jinping di gumuk pasir Kabupaten Bantul.

"Ini jadi magnet bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Tercatat ada 62 atlet manca negara dari delapan negara ini. Jumlahnya dibatasi, kalau enggak banyak sekali," ujar Novyan di Kompleks Kepatihan, Selasa (4/4/2017).

Novyan mengatakan acara itu akan berlangsung pada 26 -30 April 2017. Ada enam titik lokasi penerjunan yang ada dalam kegiatan ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penerjun mancanegara.

"Ada enam titik Borobudur, alun-alun Wates, Pantai Depok, Prambanan, alun-alun Utara dan lapter Gading. 28 April itu ada di alun-alun Wates dan Candi Borobudur. Ini mereka tertarik," ujar dia.

Koordinator penerjunan Jogja Internasional Air Show Hendro Satriyo mengatakan Candi Prambanan dan Candi Borobudur menjadi daya tarik tersendiri bagi penerjun asing. Para penerjun asing itu berasal dari Malaysia, Tiongkok, Filipina, Kanada, Rusia, Thailand, Norwegia, Perancis, Amerika Serikat, Belgia dan Jerman.

"Ya ini ternyata membuat penerjun dari asing tertarik mendengar ada spot terjun di Borobudur dan Prambanan, mereka antusias," ujar dia.

Untuk mengantipasi kecelakaan tahun lalu terulang, panitia memperketat pengecekan syarat penerjun. Hanya penerjun yang sudah memiliki 100 kali penerjunan. Selain itu, antisipasi juga dilakukan dengan menyiagakan tim SAR di laut.

"100 kali terjun itu tentu punya linsensi terjun di air. Itu antisipasi," ujar Hendro.

Ia mengaku dalam kegiatan ini lebih atraktif dibandingkan tahun lalu sebab ada berbagai kegiatan yang semakin banyak dengan jumlah yang besar. Keikutsertaan para peserta mancanegara juga makin atraktif.

"Ada dari Malaysia 14 orang. Mereka biasa terjun dari KL Tower. Karena di Malaysia susah izin terjun, makanya begitu dengar dengan dari pesawat, mereka datang. Lalu, ada 12 orang penerjun pakai wingsut. Tahun ini lebih atraktif," ujar Hendro.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya