Liputan6.com, Jakarta - TelkomTelstra, perusahaan penyedia layanan end-to-end Managed Solution, meluncurkan program transformasi digital khusus untuk perusahaan Teknologi Informasi (TI).
Program tersebut dibuat atas dasar perubahan perilaku konsumen dalam memanfaatkan teknologi digital yang mengubah pola tuntutan terkait kepuasan akan kualitas produk dan layanan.
Perusahaan patungan antara Telkom dan Telstra Corporation Limited ini menilai, transformasi digital menjadi prioritas bagi pelaku bisnis karena menjadi salah satu cara menghadapi persaingan yang kian ketat, terlebih dalam memastikan kepuasan pelanggan. Karenanya, teknologi secara optimal akan sangat krusial dalam mendukung strategi bisnis perusahaan.
Karena itu, TelkomTelstra percaya jika perusahaan di Indonesia bisa mengimplementasi transformasi digital dengan solusi bisnis berbasis teknologi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas perusahaan dan peningkatan pengalaman pelanggan.
Baca Juga
Advertisement
Dalam keterangan resmi yang disampaikan pihak TelkomTelstra kepada Tekno Liputan6.com, Kamis (6/4/2017), program tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan IDC, perusahaan analis ternama di Indonesia. Program yang bertajuk "Digital Transformation Journey: Redefining the Future of Your Enterprise" ini diluncurkan pada 30 Maret 2017.
Erik Meijer, Presiden Direktur TelkomTelstra, mengatakan bahwa transformasi digital merupakan proses yang harus dijalankan pelaku bisnis, karena adanya kebutuhan dan tuntutan pasar sehingga transportasi digital mau tak mau harus menopang bisnis perusahaan.
"Dengan adanya disrupsi digital di berbagai lini industri, transformasi bisnis menjadi suatu keharusan bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Untuk itu, telkomtelstra mendorong setiap organisasi untuk beradaptasi secara cepat dalam menerapkan transformasi digital yang efektif dan efisien di era berbasis teknologi,” kata Erik.
Adapun jenis teknologi yang menawarkan transformasi digital diklaim menawarkan metode pembangunan model bisnis baru, orientasi proses hingga penggunaan perangkat lunak serta sistem yang menciptakan keterhubungan di segala aspek perusahaan.
Pihak perusahaan juga dapat memanfaatkan koneksi dan pendekatan baru untuk strategi bisnis, model operasi bisnis, mengoptimasi proses internal, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta mendorong kualitas kinerja karyawannya.
Di saat yang sama, Sudev Bangah selaku Country Manager IDC mengatakan digitalisasi menjadi faktor penting yang menopang pertumbuhan bisnis untuk saat ini. IDC juga telah memprediksi 60 persen pemimpin perusahaan (CEO) di kawasan Asia Pasifik bisa menempatkan transformasi digital sebagai strategi utama perusahaan di 2017.
"Sayangnya, di antara negara-negara Asia Pasifik, inisiatif transformasi digital di Indonesia masih dianggap tertinggal dari yang lain (riset IDC 2016). Meskipun banyak perusahaan Indonesia memiliki niat untuk mengubah digital, masih perlu adanya peningkatan kemampuan dalam menerapkan strategi teknologi yang tepat agar tetap kompetitif di era ekonomi terbuka dan globalisasi," papar Sudev.
Program ini terdisi dari 5 rangkaian sesi workshop dengan topik pembahasan dari lima tahapan, seperti lain: Organizing for Digital Transformation (Emerging Structures and Approaches), Digital Transformation (Executive Mandate for Investment), New KPIs for Companies Across 5 Dimensions of Digital Transformation, Executing CIOs Role in Digital Transformation, dan Addressing Critical Issues in Digital Transformation.
Dengan mengikuti serangkaian workshop, perusahaan mampu mengidentifikasi Digital Maturity Level yang dapat memberikan wawasan serta rekomendasi atas implementasi IT strategy dalam perusahaan terkait.
(Jek/Cas)