Ini Isi Video Gus Dur yang Diputar di Sidang Ahok

Salah satu video yang diputar adalah video almarhum KH. Abdurrahman Wahid pada 2007 di Bangka Belitung.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 04 Apr 2017, 17:37 WIB
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersiap duduk di kursi terdakwa untuk menjalani sidang kasus dugaan penodaan agama di Gedung Kementan Jakarta, Selasa (4/4). Sidang ke-17 ini beragenda pemeriksaan terdakwa dan barang bukti (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sidang ke-17 kasus dugaan penistaan agama memeriksa barang bukti baik dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) maupun dari tim penasihat hukum terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Salah satu video yang diputar adalah video almarhum KH. Abdurrahman Wahid pada 2007 di Bangka Belitung. Saat itu, Presiden Indonesia keempat itu menjadi juru kampanye Ahok di Pilkada Bangka Belitung (Babel).

Pada video tersebut, Gus Dur‎ menyampaikan tidak masalah bila seorang Muslim memilih pemimpin pemerintahan nom-Muslim. Gus Dur mengucapkan hal demikian lantaran Ahok kerap diserang lawan politiknya lewat surat Al-Maidah 51.

Berikut isi video Ahok yang diputar di persidangan, di Kementerian Kehutanan, Jakarta, Selasa (4/4/2017).

"Saya bilang, kafir itu bukan orang Kristen dan orang Yahudi. Kenapa? Yang dinamakan kafir di dalam Al Quran adalah orang-orang yang enggak bertuhan. Belum bisa baca Al Quran udah ngomongin Al Quran. Lah iya, karena itu semuanya nyoblos Ahok.‎ Kalau omongan orang tolol, enggak usah didengarkan. Betul?" ujar Gus Dur di Video.

"Saya bilang, ayat ini tidak ada urusannya dengan Gubernur. Kenapa? Kalau orang Kristen dan ‎Yahudi tidak rela dengan kita, kita juga enggak rela dengan siapa pun. Apa anda mau salat di belakang orang Yahudi? Ya enggak mau. Tapi kalau pemerintahan, tidak apa-apa," kata Gus Dur lagi.

"Basuki Ahok sudah membuktikan diri menjadi Bupati yang baik di Belitung Timur. Hidup Ahok!‎ Bisa enggak sekarang orang berobat enggak bayar? Bayar Rp 5.000 untuk semua penyakit. Kenapa itu bisa? Karena jujur, dia enggak ikut makan. Yang lain malah pengobatan ditilep. Enggak usah takut-takut, saya datang dari Jakarta demi kebenaran. Kalau politik enggak ada hubungannya dengan agama," tegas Gus Dur.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya