Liputan6.com, Yogyakarta - Kisruh aksi saling dorong di rapar paripurna DPD mengundang keprihatinan sejumlah pihak. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan HB X mengaku kecewa dengan kejadian tersebut.
Menurut dia, lembaga seperti DPD merupakan perwakilan aspirasi rakyat, sehingga kualitas anggotanya seharusnya juga baik.
Advertisement
"Bagi saya mungkin berpolitiknya baru segitu," ujar Sultan di Kepatihan Yogyakarta, Selasa 4 April 2017.
Menurut dia, DPD akan susah dalam menjalankan roda lembaganya. Sebab ada anggota yang tidak tunduk dengan peraturan yang ada. Sehingga akan terus menimbulkan masalah nantinya.
"Jadi tidak tunduk pada keputusan apapun kecuali hanya keputusannya sendiri ya susah," ujar Sultan.
Sidang Paripurna DPD RI yang digelar Senin 3 April di Gedung Nusantara V Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, sebelumnya berlangsung ricuh.
Sidang yang dipimpin Wakil Ketua DPD GKR Hemas dan Wakil Ketua DPD Muhammad Farouq beragendakan pembacaan putusan Mahkamah Agung (MA) tentang masa jabatan Pimpinan DPD.
Sewaktu membacakan putusan, kemudian muncul interupsi dari sebagian anggota DPD. Sebab, DPD sudah memiliki tata tertib mengenai pergantian Ketua DPD. Namun, anggota DPD antara yang pro dan kontra saling berebut interupsi. Sontak kondisi tersebut membuat gaduh ruang sidang.
Bahkan, beberapa anggota DPD berebut ingin berbicara di atas podium hingga terjadi kontak fisik dan saling dorong. Beberapa anggota DPD juga sempat terjatuh.