Liputan6.com, California - Saat bicara soal mobil otonomos --dapat beroperasi tanpa membutuhkan campur tangan pengemudi, mungkin pikiran kita akan langsung tertuju pada Tesla dan perangkat AutoPilotnya.
Atau mungkin juga, kita akan langsung merujuk pada uji coba mobil otonomos yang dilakukan Uber beberapa waktu yang lalu, meski sejumlah masalah muncul. Namun, keduanya ternyata tidak masuk dalam kategori depan dalam "perlombaan" ini.
Berdasarkan riset Navigant Research, sebagaimana yang dilansir Washington Post, disebutkan bahwa Ford, General Motors (GM), dan aliansi Renault-Nissan lah yang ada di baris depan dalam kompetisi pengembangan mobil otonomos.
Baca Juga
Advertisement
Memang, perlombaan menciptakan kendaraan yang bisa bergerak sendiri tidak ada secara resmi atau terlembagakan. Namun faktanya, semua pabrikan besar di dunia saat ini saling kejar-mengejar dalam pengembangan teknologi ini.
Untuk melihat kemajuan teknologi sebuah pabrikan, Navigant berpegang pada 10 kriteria, di antaranya adalah visi, mitra, strategi produk, penjualan, pemasaran, ketersediaan dan kualitas produk, hingga teknologinya itu sendiri.
Dari kriteria ini, diketahui bahwa Navigant melihat teknologi otonomos secara menyeluruh. Agar bisa diterima pasar misalnya, mobil otonomos tak semata-mata harus bisa tanpa cacat, tapi juga bagaimana metode promosinya, penyebarannya, dan lain-lain.
Karena kriteria ini pula, beberapa pabrikan besar tidak masuk dalam sepuluh besar. Tidak terlihat, misalnya, pabrikan terbesar asal Jepang, Toyota.
Berikut 10 besar pabrikan yang paling maju dalam pengembangan mobil otonomos:
1. Ford
2. GM
3. Renault-Nissan Alliance
4. Daimler
5. Volkswagen Group
6. BMW
7. Waymo
8. Volvo/Autoliv/Zenuity
9. Delphi
10. Hyundai Motor Group