Jababeka Bangun Lebih Banyak Proyek Bangunan Multiguna

Jababeka mengharapkan banyak area komersial dapat meningkatkan aktivitas bisnis di kawasan Jababeka.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 05 Apr 2017, 15:19 WIB
Pembangunan infrastruktur di kawasan menjadi kunci dinamisnya perkembangan kawasan industri Jababeka

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan properti, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melengkapi fasilitas pendukung kawasan dengan meluncurkan sejumlah produk bangunan multiguna. Kehadiran banyak areal komersial ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas bisnis di Kawasan Jababeka.

Salah satu proyek komersial terbarunya adalah Jababeka BizPark. Ini merupakan bangunan multiguna dan modern di Cikarang dengan variasi luas mulai dari 180 meter persegi.

"Ini adalah proyek bangunan multiguna terbaru yang kami pasarkan dengan harga mulai Rp1,9 miliar per unit," ungkap Direktur Jababeka, Sutedja S. Darmono, yang ditulis Liputan6.com, Rabu (5/4/2017).

Selain bangunan multiguna, beberapa bangunan industri yang lebih luas juga ditawarkan di kawasan Jababeka.

Sebut saja Premium Standard Factory Building (SFB) dengan luas bangunan 1.035 m2 dan luas tanah mulai 1.426 m2, dengan harga mulai Rp 13 miliar per unit. Menurut Sutedja, SFB ini lebih cocok untuk industri manufaktur, elektronik, dan otomotif.

Jababeka juga menawarkan bangunan multiguna dengan konsep 3 in 1 yaitu New Three in One Building (TOB). TOB bisa berfungsi sebagai kantor, gudang dan workshop sekaligus. Dengan luas bangunan 453 m2 dan luas tanah mulai 540 m2, TOB ditawarkan mulai Rp4,5 miliar.

Sedangkan untuk home industry, terdapat produk Supporting Industrial Building (SIB) dengan luas bangunan 155 m2 dan luas tanah 411 m2, yang dibanderol mulai Rp3 miliar per unit.

Kawasan Industri Jababeka juga termasuk kawasan yang ditunjuk pemerintah untuk menjalankan program Kemudahan Layanan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) yang diluncurkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.

Melalui program KLIK ini, investor yang telah mengantongi izin prinsip atau izin investasi, diperkenankan untuk langsung memulai konstruksi pabriknya sambil mengurus izin-izin lain izin lain seperti Izin Mendirikan Bangunan, Izin Lingkungan—amdal, UKL/UPL, dan berbagai izin pelaksanaan daerah.

Sejak tahun 1989, kawasan Kota Jababeka terus berkembang hingga kini total luas wilayahnya mencapai 5.600 hektar, sehingga kawasan ini layak disebut sebagai salah satu kawasan industri modern terluas di Asia Tenggara.

Saat ini tercatat 1.650 perusahaan multinasional dari 30 negara menjadi tenant di kawasan industri Jababeka di Cikarang, Bekasi, serta 730.000 pekerja dan 10.000 ekspatriat di area tersebut.

"Pembangunan infrastruktur di kawasan menjadi kunci dinamisnya perkembangan kawasan industri Jababeka," ujar Sutedja.


Persiapkan Infrastruktur

Persiapkan Infrastruktur

Infrastruktur dalam kawasan dikembangkan secara inhouse, seperti pembangkit listrik (power plant) berdaya 130 MW yang dikelola oleh PT Bekasi Power, anak usaha PT Jababeka Tbk. Pembangkit listrik yang resmi beroperasi pada awal 2013 ini dilengkapi dengan peralatan berstandar internasional serta pasokan gas yang melimpah untuk menjamin kelangsungan operasi Uninterruptible Power Supply (UPS) bagi tujuh kawasan industri di wilayah timur Jakarta, terutama kawasan industri Jababeka.

Melalui kerja sama operasional dengan PLN, Bekasi Power turut mendukung program pemerintah dalam penyebaran listrik di kawasan-kawasan industri yang terletak di koridor Bekasi dan Karawang. Untuk memenuhi kebutuhan tenant yang semakin bertambah, Bekasi Power berencana untuk menambah daya sebanyak dua kali lipat dari yang tersedia.

Selain pembangkit listrik, Jababeka juga mengembangkan fasilitas logistik yang melayani kegiatan ekpor-impor selain distribusi domestik, yaitu Cikarang Dry Port. Cikarang Dry Port merupakan yang pertama dan satu-satunya Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) di Indonesia, yang memungkinkan aktivitas bea cukai ekspor-impor dapat diselesaikan dalam kawasan industri Jababeka. Sebagai perpanjangan dari pelabuhan internasional Tanjung Priok, Cikarang Dry Port memiliki kode pelabuhan internasional IDJBK.

Sejak dibangun tahun 2011, Cikarang Dry Port memiliki kapasitas sampai 250.000 TEUs dan fasilitas komprehensif seperti pergudangan dan depot kontainer. Pada awal 2016 Cikarang Dry Port telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu pelaksana Pusat Logistik Berikat (PLB) di Indonesia. Bersama Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Cikarang Dry Port mengembangkan pusat logistik untuk komoditas kapas.

"Semua fasilitas yang kami sediakan ini menjadikan Kota Jababeka sebagai tempat berbisnis ideal bagi para investor," tegas Sutedja.

Selain menjadi kota industri yang lengkap, menurut dia, Kota Jababeka disiapkan sebagai kawasan hunian ideal yang lengkap, dimana orang dapat tinggal, beribadah, bekerja, berbelanja, bermain bahkan belajar di satu lokasi yang sama.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya