Liputan6.com, New York - Pemilik VietJet, Nguyen Thi Phuong Thao kini didapuk menjadi wanita terkaya se-Asia Tenggara. Wanita berusia 46 tahun ini mengantongi kekayaan mencapai US$ 1,7 miliar atau setara Rp 22,6 triliun (kurs US$ 1: Rp 13.334) dari bisnis maskapai dengan pramugari berbikini.
Pada Desember 2011, Nguyen Thi Phuong Thao meluncurkan maskapai berbiaya rendah pertama di Vietnam bernama VietJet. Lima tahun kemudian, VietJet mampu menjadi salah satu maskapai terpopuler dan menguasai 40 persen penerbangan di Vietnam.
Tak hanya didapuk menjadi wanita terkaya se-Asia Tenggara, dia ini juga berhasil duduk sebagai salah satu dari dua orang Vietnam yang masuk dalam daftar miliarder Forbes.
Baca Juga
Advertisement
Seperti dilaporkan oleh Forbes, (6/4/2017), kesuksesan bisnisnya bermula setelah Nguyen memiliki ide untuk menarik penumpang pesawat dengan cara mendandani pramugari dengan bikini.
Idenya tersebut terbukti berhasil dengan sukses. Saat perusahaan penerbangan tersebut melantai di bursa pada Februari lalu, harga saham VietJet Air melonjak tajam. Harga saham mencapai 108.000 dong per lembar sehingga membukukan total valuasi mencapai US$ 1,4 miliar.
Angka ini lebih tinggi dari prediksi sebelumnya yang hanya mencapai US$ 1,2 miliar. VietJet juga mampu menciptakan tren baru bagi penerbangan biaya rendah di Vietnam. Sepanjang tahun 2012 hingga 2016, industri penerbangan berbiaya rendah mampu meningkat 30 persen.
Awal mula usaha
Sebelum terjun ke industri penerbangan, Nguyen Thi Phuong Thao ternyata bekerja sebagai seorang sales mesin faks. Ia kemudian melebarkan sayap kariernya dengan masuk ke bisnis properti, resor, bank, kapal laut, hingga ekspor komoditas melalui induk usaha Sovico Holdings.
Saat sedang menggeluti bisnis ekspor komoditas inilah Nguyen Thi Phuong Thao mendapat ide untuk membuat maskapai penerbangan swasta sendiri. Ia terinspirasi dengan banyaknya maskapai biaya rendah yang sedang menjamur seperti AirAsia, Southwest dan Ryan Air.
Wanita ini mendapat ijin untuk membuka maskapainya sendiri pada 2007. Namun karena tingginya harga minyak pada saat itu, ia harus menunda rencananya hingg akhir 2011.
Ketika meluncur, banyak orang ragu VietJet bakal menuai sukses. Sebab, kala itu pasar penerbangan sudah dikuasai maskapai milik pemerintah yakni Vietnam Airlines. Tapi siapa sangka, ide Nguyen Thi Phuong Thao untuk menarik perhatian masyarakat dengan membuat pramugari memakai bikini justru sukses besar.
"Saya selalu bermimpi besar. Dulu ketika masih berbisnis ekspor, orang-orang hanya menjual satu kontainer, saya sudah menjual seratus kontainer," ungkapnya.
Di tahun ini, Nguyen percaya diri bisa membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 30 persen. Saat ini, VietJet mengoperasikan 60 rute penerbangan domestik dan internasional dengan 29 pesawat.
"VietJet bertujuan untuk menjadi maskapai penerbangan internasional, bukan hanya lokal," katanya
Saat ditanya tentang rahasia suksesnya, Nguyen berpendapat bahwa sukses yang ia raih bukanlah berasal dari insting bisnis. Melainkan dari kerja keras dan semangat yang besar dalam menjalankan bisnis.
"Tidak ada jalan singkat menuju kesuksesan. Jika Anda ingin sukses, Anda harus benar-benar suka dengan bisnis yang sedang Anda jalankan."
Advertisement
Terbangi Jakarta
Maskapai penerbangan asal Vietnam, VietJet berencana melakukan ekspansi dengan membuka 26 rute penerbangan baru di 2017. Salah satu rute yang dibuka adalah rute Ho Chi Minh ke Jakarta.
Konjen RI untuk Ho Chi Minh Jean Anes menjelaskan, penerbangan perdana untuk rute itu akan dimulai pada pertengahan tahun ini.
"Pertengahan tahun ini VietJet akan terbang dari Ho Chi Minh ke Jakarta, sebagai uji coba," kata dia seperti dikutip dari laman instagram Kementerian Pariwisata.
Jean Anes menyatakan langkah ini dilakukan karena banyak warga Ho Chi Minh yang ingin berkunjung ke Indonesia. Namun hingga saat ini belum tersedia maskapai yang memiliki penerbangan langsung.
“Dari aspirasi warga Ho Chi Minh dan sejumlah travel agent yang ada, mereka ingin menuju obyek wisata Indonesia dengan penerbangan langsung. Sampai saat ini belum ada pesawat yang melayani penerbangan dari Vietnam langsung ke lokasi wisata,” terang Jean Anes.
Lebih lanjut Jean menjelaskan, VietJet nantinya tak hanya membuka rute Ho Chi Minh-Jakarta, tetapi juga Ho Chi Minh-Bali. Namun, untuk rute yang kedua itu akan dibuka setelah mengkaji pelaksanaan rute Ho Chi Minh-Jakarta.
“Warga Ho Chi Minh dan sejumlah travel agent yang ada maunya satu. Mereka ingin menuju obyek wisata Indonesia dengan penerbangan langsung. Bukan transit ke Jakarta seperti selama ini. Terlalu lama dan berbiaya mahal jika ke Bali atau Yogya harus mampir Jakarta dulu,” ungkapnya.
Keberhasilan VietJet selama lima tahun berdiri terlihat dari laba yang melonjak 113 persen dari tahun 2015 menjadi 2,5 triliun dong atau sekitar Rp 1,4 triliun.