ICW Desak Bareskrim Ambil Alih Korupsi Bapeten dari Polda Metro

ICW menduga ada mark up harga dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang disusun pejabat pembuat komitmen (PPK) di BAPETEN.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Apr 2017, 18:19 WIB
ICW desak Bareskrim Polri ambil alih kasus dugaan korupsi di BAPETEN, Kamis (6/4/2017). (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah melaporkan kasus indikasi korupsi dalam pengadaan barang laboratorium radiasi alat XRF Spectrometry, di Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (Bapeten) tahun 2013 kepada Direktorat Tipikor Bareskrim Mabes Polri.

"Temuan (korupsi) ini diperoleh ketika ICW melakukan investigasi dan penelaahan dokumen pengadaan tersebut," ujar Wana di Gedung Ombudsman Republik Indonesia Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2017).

ICW menduga ada mark up harga dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang disusun pejabat pembuat komitmen (PPK) di Bapeten.

"Yang sudah di-mark up itu sekitar 45 persen. Data pembanding yang ICW temukan, harga barang XRF di Belanda sekitar Rp 1,59 miliar, namun supplier barang menawarkan dengan harga Rp 2,75 miliar," papar Wana.

"ICW juga menemukan harga XRF Spectromery termasuk dalam harga timpang, karena harga yang dibayarkan oleh PPK sebesar 112 persen," imbuh dia.

Untuk itu, berdasarkan perhitungan dari ICW kasus ini telah merugikan negara sebesar Rp 1,1 miliar. "Berdasarkan perbandingan harga yang diajukan oleh supplier barang dengan perusahaan principal, telah terjadi indikasi mark up sekitar Rp 1,1 miliar," kata Wana.

ICW meminta Bareskrim segera mengusut tuntas kasus ini. Sebab, kasus yang sedang ditangani di Polda Metro Jaya ini hingga sekarang belum ada perkembangan.

"Kami telah melaporkan kasus ini pada tahun 2016 lalu, tapi hingga kini oleh Polda belum ada perkembangannya. Katanya sedang menunggu hasil perhitungan kerugian dari BPKP, sampai sekarang belum ada kejelasannya," tutup Wana, Staf Divisi Investigasi [ICW](Staf Divisi Investigasi "").

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya