Liputan6.com, Jakarta - Knalpot adalah salah satu bagian pada sepeda motor yang kerap dimodifikasi. Selain dibobok, bisa juga dengan menggantinya dengan knalpot racing. Selain tampilan, knalpot baru juga dapat meningkatkan performa.
Namun ada satu kesalahan utama yang sayangnya masih kerap dilakukan. Kesalahan itu adalah mengganti atau mengubah corong knalpot dengan diameter yang lebih kecil.
Advertisement
Eko Safitrianto, mekanik Clinic Motor yang ada di Jakarta Selatan, mengatakan bahwa semakin kecil corong knalpot, maka performa kendaraan akan semakin berkurang.
"Kalau mau modifikasi mending knalpot jangan dikecilkan, kasihan mesinnya. Mending dibesarkan (dari diameter knalpot standar), soalnya saluran gas buangnya jadi kecil," ujar Eko kepada Liputan6.com, beberapa hari yang lalu.
Lubang yang terlalu kecil, ujar Eko, berpotensi membuat gas yang telah keluar dari blok mesin menghasilkan back pressure, atau tendangan balik. Ketika terjadi tekanan balik, performa mesin akan menurun dalam beberapa saat.
Sementara jika lubangya lebih besar, maka gas buang berpotensi keluar lebih bebas. "Itu kenapa kalau kecil tarikannya jadi kurang enak," tambahnya.
Hal ini sebetulnya mirip dengan bobokan. Bobokan, atau memperbesar diameter lubang buang serta menghilangkan peredam, dapat membuat motor lebih enteng di rpm bawah dan atas karena daya buangnya lebih besar dan lancar.
Namun perlu dicatat, semakin mudah gas buang keluar, maka bahan bakar bisa jadi bakal lebih boros. Oli juga cepat encer karena otomatis mesin cepat panas.