Liputan6.com, Jakarta - Luar biasa untuk Amazon. Saham perusahaan ritel online ini mampu sentuh level tertinggi baru ke level US$ 1.000 pada perdagangan Selasa kemarin.
Saham Amazon mencapai level tertinggi baru di US$ 1.001,20. Namun, saham Amazon merosot ke level US$ 996,70 pada penutupan perdagangan saham. Sepanjang 2017, saham Amazon telah naik sekitar 37 persen. Kapitalisasi pasar saham sekitar US$ 476,39 miliar. Kapitalisasi pasar itu dua kali lipat dari Walmart. Kapitalisasi pasar saham Amazon akan mengikuti Apple, Alphabet, dan Microsoft. Kini kapitalisasi pasar saham Amazon di posisi empat.
Kekayaan pendiri dan CEO Amazon Jeff Bezos pun melonjak menjadi US$ 85 miliar, hal itu berdasarkan Forbes. Jadi kekayaan Bezos melebihi Warren Buffett dan Amanciago Ortega.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan kekayaan Jeff Bezos selisih US$ 3 miliar dengan Bill Gates. Kekayaan Bill Gates mencapai US$ 88 miliar.Kenaikan saham Amazon didorong dari kinerja bisnis ritel utamanya. Perusahaan ini juga memiliki bisnis cloud computing yang baik.
Namun, seberapa penting saham Amazon naik di atas US$ 1.000? Mengutip laman CNN Money, Rabu (31/5/2017), pergerakan harga saham Amazon dinilai hanya ke psikologis. Sebagian besar investor profesional tidak hanya melihat harga saham. Mereka membandingkan harga dengan proyeksi pendapatan. Oleh karena itu, saham Amazon dinilai cukup mahal. Saham Amazon diperkirakan diperdagangkan sekitar 90 kali dari perkiraan pendapatan untuk tahun depan.
Ini jauh lebih tinggi dari pasar secara keseluruhan serta saham teknologi lainnya yaitu Apple, Alphabet, Microsoft dan Facebook. Ada pun alasan utama, harga saham Amazon sampai ke level US$ 1.000 karena perusahaan belum melakukan pemecahan nilai nominal saham sejak 1999.
Ketika perusahaan melakukan pemecahan nilai saham, perusahaan itu akan menerbitkan lebih banyak saham kepada investor yang ada.