Liputan6.com, Jakarta Kanker payudara jadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia dengan kasus sebesar 40,3 persen. Sementara di Indonesia, angka kematian akibat kanker payudara sebesar 21,5 per 100 ribu jiwa. Ini artinya tiap wanita berisiko terkena kanker payudara.
Dan sebuah studi terbaru mengklaim, wanita yang tinggal di dekat jalan raya yang ramai berisiko tinggi terkena kanker payudara. Alasannya, mereka yang kerap terpapar polusi udara parah cenderung memiliki jaringan payudara yang tebal, sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.
Advertisement
Melansir laman New York Post, Jumat (7/4/2017), penelitian ini melibatkan sekitar 280 ribu wanita dan mengukur polusi di area tempat tinggal mereka. Pada setiap unit perumahan yang terpapar asbut (asap bercampur kabut), risiko gumpalan jaringan payudara mereka pun meningkat hingga empat persen.
"Kami menemukan keterkaitan pasti antara paparan konsentrasi partikel halus dengan kepadatan (jaringan) payudara, faktor risiko yang kuat bagi kanker payudara. Studi-studi selanjutnya ingin memastikan apakah hubungan penelitian ini bersifat kausal," ujar kepala peneliti Dr Lusine Yaghjyan dari University of Florida pada Breast Cancer Research yang dikutip New York Post.
Meski demikian beberapa pihak berpendapat diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
"Memiliki jaringan tebal di payudara memang diketahui sebagai faktor risiko kanker payudara. Meski begitu, kita tak bisa melihat hal ini saja. Kanker payudara bersifat kompleks dan mustahil hanya menunjuk satu penyebabnya saja," ujar Catherine Priestly dari Breast Cancer Care.
Fiona Osgun dari Cancer Research UK, meragukan studi tersebut. "Tak ada bukti yang mengkaitkan polusi udara dengan kanker payudara," ujarnya.