Liputan6.com, Washington, D. C. - Pada Kamis, 6 April 2017, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia sebagai pemberi perintah terhadap serangan misil kendali jarak jauh Negeri Paman Sam ke Suriah.
"Malam ini, saya perintahkan serangan udara yang ditargetkan pada landasan udara di Suriah yang digunakan sebagai landasan pacu untuk menerbangkan pesawat yang mengebom Idlib dengan senjata kimia," tegas Trump seperti yang dikutip CNN, Jumat (7/4/2017).
Advertisement
Trump menjelaskan, serangan ini merupakan tindakan penting yang diambil AS untuk menjamin keamanan nasional dari ancaman serangan senjata kimia di masa-masa mendatang.
"Tindakan ini merupakan langkah vital bagi keamanan nasional AS untuk mencegah dan memberikan penggentarjeraan atas penggunaan senjata kimia mematikan," ucap Presiden AS ke-45 itu.
Suami Melania itu juga menambahkan, "Tidak terbantahkan lagi bahwa Suriah telah menggunakan senjata kimia terlarang. Mereka telah melanggar obligasi seperti yang diatur Konvensi Senjata Kimia dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB. Usaha bertahun-tahun selama ini untuk lumpuhkan al-Assad telah sangat gagal."
Tindakan Donald Trump untuk menyerang Suriah menimbulkan pergeseran kebijakan AS mengenai intervensi di Suriah. Sempat menolak untuk terlibat dalam konflik Suriah pada kampanye Pilpres AS 2016, kini Trump dengan tegas melakukan intervensi militer langsung ke Suriah.