Kilas Indonesia: Protes Warga Pasca-Tutup Tambang Emas di Maluku

Warga Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku protes status tambang pasca-ditutup.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Apr 2017, 18:22 WIB
Warga Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku protes status tambang pasca ditutup. (Liputan 6 SCTV)

Liputan6.com, Maluku Kisruh persoalan tambang emas Gunung Botak, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku kian meruncing.

Ribuan masyarakat adat dan tokoh masyarakat, serta pemilik lahan pun protes meminta pemerintah memutuskan status tambang pasca-ditutup karena alasan aspek lingkungan dan keamanan. Berita ini mengawali Kilas Indonesia yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (7/4/2017).

Mereka mendesak anggota dewan provinsi tersebut untuk segera membuka tambang tersebut, dengan memberikan izin tambang rakyat kepada warga.

Sementara, intensitas hujan yang masih tinggi mengakibatkan longsor kembali terjadi di wilayah Banyumas, Jawa Tengah. Longsor meluas menjadi tujuh kecamatan.

Akibat longsor, 14 rumah rusak parah dan puluhan lainnya rusak ringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas belum memiliki data resmi jumlah rumah yang rusak.

Upaya pencarian 25 korban tanah longsor di Ponorogo terus dilakukan. Sementara anjing pelacak atau K9 milik Polda Jatim sudah mengendus sembilan titik yang diduga sebagai lokasi tertimbunnya korban.

Longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo juga menyebabkan 28 warga tertimbun longsor. Sampai saat ini tiga sudah ditemukan.

Hujan deras membuat sebuah jembatan di Magelang, Jawa Tengah terputus. Akibat kejadian ini selain membuat ratusan warga di dua desa terisolir warga dan siswa sekolah harus menempuh jalan yang lebih jauh. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.

Saksikan tayangan video Protes Warga Pasca Tutup Tambang Emas di Maluku selengkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya