Liputan6.com, Jakarta Kelebihan berat badan bisa "menular" antar-sahabat. Tak percaya?
Para dokter di Harvard Medical School menemukan keterkaitan antara penambahan berat badan dengan hubungan pertemanan. Menurut studi yang mereka lakukan, kemungkinan Anda untuk bertambah berat badan meningkat hingga 57 persen bila sahabat Anda overweight.
Advertisement
Alasannya, kita cenderung memaklumi kebiasaan tak sehat bila sahabat-sahabat kita mengalami kenaikan berat badan. Dan hal itu pada akhirnya berdampak pada penambahan berat badan kita pula.
Lantas apa yang harus dilakukan agar terhindar dari penambahan berat badan lantaran sahabat kita obesitas?
Untungnya, kebiasaan sehat pun mudah "ditularkan". Melansir laman New York Post, hal itu terbukti dengan para pelaku diet yang berkumpul dengan teman-teman bertubuh langsing, biasanya lebih sukses menurunkan berat badan.
"Merupakan ide yang baik untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang yang juga mempraktikkan gaya hidup sehat bila Anda bermaksud untuk mengubah pola makan Anda," ujar Harley Street, pakar diet dari Noor Al Refae.
Street menyarankan untuk meminta teman-teman Anda memberi ide atau memesan menu yang sama ketika tengah bertemu dengan mereka. Atau, Anda bisa meminta mereka memesan lebih dulu. Ini pun bisa meningkatkan kesempatan Anda membuat pilihan sehat.
Selain berat badan, hal lain yang juga bisa ditularkan lewat pertemanan atau persahabatan adalah masalah kekebalan tubuh, stres, serta kebahagiaan.
Imunitas
Penelitian terbaru menunjukkan, ketika kita hidup bersama seseorang, entah itu pasangan atau dalam hal ini teman serumah, kita mudah tertular elemen dari sistem imun mereka melalui ciuman, paparan kuman yang sama, atau memakan makanan yang sama.
Hal ini terjadi secara alami. Jadi nyaris tak ada yang bisa Anda lakukan untuk mencegahnya.
"Bila Anda tinggal di kota, infeksi yang muncul biasanya berasal dari virus. Tapi ketika Anda tinggal bersama seseorang yang biasa tinggal di peternakan, di mana parasit lebih sering menjadi masalah, bukankah suatu hal yang lumrah bila sistem imun Anda juga terpapar parasit?" jelas Dr Adrian Liston dari institut riset VIB, Belgia.
Stres
Anda merasa tertekan dan stres? Coba cek kondisi rekan yang biasa duduk di samping Anda!
Penelitian yang dilakukan Max Planck Institute di Jerman menunjukkan, melihat orang lain dalam keadaan stres maka hormon kortisol dalam tubuh kita pun bisa ikut naik.
"Bila Anda merasakan tanda-tanda stres seperti napas tak teratur atau detak jantung yang berdegup cepat, fokus lah pada napas," ujar psikolog Megan Arroll dari BPP University di Manchester.
Ya, Anda bisa mengatasinya dengan fokus bernapas perlahan dan dalam. Ketika menghirup udara, isi paru-paru Anda hingga perut mengembang. Ketika Anda mengembuskan napas, perut Anda pun harus mengempis. Menurut Arroll, bernapas seperti itu mengaktifkan diafragma yang membuat bagian sistem saraf berfungsi menghentikan respons stres.
Advertisement
Kebahagiaan
Ya, untungnya tak hanya hal-hal negatif saja yang mudah "menular". Hal positif seperti kebahagiaan pun mudah ditularkan.
Menurut para ilmuwan Belanda, orang yang bahagia mengeluarkan zat kimia dalam keringat mereka. Zat ini memiliki kekuatan untuk mengubah mood mereka yang berada di sekitarnya.
Jadi, bila lain kali Anda merasa tidak bersemangat atau sedih, cobalah menghabiskan waktu bersama orang bahagia yang Anda kenal.
"Mencari bantuan dari orang bahagia merupakan bagian penting untuk Anda sendiri menjadi bahagia," ujar hipnoterapis Tom FOrtes-Mayer dari Zoe Clews & Associates.
"Orang bahagia cenderung lebih spontan, playful, dan hal ini membuat mereka jadi teman yang menyenangkan," tutupnya.