Cara Ahok-Djarot Mengatasi Limbah Di DKI Jakarta

Ahok memaparkan sejumlah program terkait lingkungan hidup dan permasalahan limbah di Jakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Apr 2017, 12:06 WIB
Ahok memaparkan sejumlah program terkait lingkungan hidup dan permasalahan limbah di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Jakarta merupakan kota metropolitan, tidak dapat dipungkiri efek buruk dari kota metropolitan yang penduduknya padat adalah permasalahan limbah. Keamanan dan kenyamanan penduduk Jakarta merupakan hal yang penting, mengatasi permasalahan limbah tentunya dapat membuat hidup masyarakat di Jakarta menjadi lebih baik.

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, memaparkan sejumlah program terkait lingkungan hidup dan permasalahan limbah di Jakarta. Program yang disampaikan soal pengelolaan sampah, pengelolaan air bersih dan limbah, serta penegakan hukum lingkungan.

Terkait permasalahan sampah, Ahok bersama Djarot Saiful Hidayat akan membangun insinerator di empat lokasi, yaitu Sunter, Semanan, Cakung, dan Marunda. Insinerator ini memiliki kapasitas tinggi pada pengolahan sampah sebanyak 1.000 ton per jam.

Meski saat ini bank sampah di Jakarta sudah cukup banyak, namun menurut namun Calon Wakil Gubernur DKI nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat tetap akan mengupayakan satu rukun warga (RW) di Jakarta, agar dapat memiliki satu bank sampah. mengharapkan nantinya di setiap RW bisa membuat bank sampah masing-masing.

"Bank sampah kalau kita punya kelurahan, tergantung RW. Kalau RW ada 18.000, paling tidak ada 18.000 bank sampah juga kan. Per RW 1 kalau bisa, disamping kemudian diambil di kelurahan. Makanya ini kelurahan punya kaki di RT RW, ini yang dikerjakan oleh Dinas Kebersihan," papar Djarot.

Ahok juga mengatakan bahwa 13 sungai utama di Jakarta kotor karena limbah minyak, sampo, ataupun sabun masuk ke selokan tanpa ada pengolahan. Ahok-Djarot sendiri sudah membuat layanan satu pintu dengan menggabungkan PAM dan PAL.

"Semua air mandi, sampo, sabun, minyak goreng, semua masuk selokan, nggak ada pengolahan. Makanya 13 sungai kita kotor. Kita siapkan PAM dengan PAL digabung. PAL sudah manajemen profesional. Kita akan bikin banyak waduk, per cluster mengelola air limbah," ujar Ahok.

Ahok berencana menggabungkan air bersih dengan air limbah, guna memenuhi kebutuhan air untuk warga Jakarta. Menurut Ahok, saat ini infrastruktur pengolahan air limbah sudah selesai. Tinggal nanti pengelolaannya.

"Itu bukan terobosan, tapi sudah dilakukan. Ke depannya, akan kita gabungkan air limbah dan air bersih. Pengelolaannya nanti, apa kerjasama dengan swasta, jual saham atau BUMD," ucap Ahok.

Permasalahan limbah yang berasal dari transportasi umum, Ahok mengatakan saat ini Transjakarta sudah menggunakan bahan bakar gas (BBG) yang ramah lingkungan. Selain itu, Ahok juga mengatakan public service obligation (PSO) tahun 2016 mencapai Rp 1,7 triliun.

"Tahun depan, Januari, naik bus yang lansia tidak bayar. Kita sudah pesan bus yang lebih besar dari Metromini, itu hanya Rp 3.500 saja," sambung Ahok.

Untuk penegakan lingkungan hidup, Ahok menyampaikan ia sebelumnya sudah memperketat pengujian KIR. Kemudian, Ahok mengimbau pada masyarakat DKI Jakarta, untuk tidak segan melaporkan melalui aplikasi Qlue, jika mereka menemukan oknum yang nakal.

"Kita perketat uji KIR, saya juga harus stop beberapa pabrik, mereka nakal tuh. Buang sampah, sampai akhirnya terbuang ke sungai. Kalau menemukan hal yang tidak mengenakkan, silakan laporkan di Qlue karena ada beberapa oknum yang
tutup mata," papar Ahok.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya