Antibiotik atau Jamu, Mana yang Lebih Unggul?

Irwan Hidayat, pemilik dari jamu Sido Muncul mengatakan obat antibiotik dan herbal sama baiknya dan dibutuhkan.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 08 Apr 2017, 17:00 WIB
Irwan Hidayat, pemilik dari jamu Sido Muncul mengatakan obat antibiotik dan herbal sama-sama baik dan dibutuhkan.

Liputan6.com, Jakarta Jamu merupakan obat tradisional yang belakangan dikenal dengan obat herbal khas di Indonesia. Efek yang ditawarkan dari jamu juga menjanjikan, selain untuk mengobati jika dikonsumsi rutin, jamu juga dapat mencegah berbagai jenis penyakit.

Irwan Hidayat, pemilik dari jamu Sido Muncul, sebelum ia berhasil memasarkan jamu-jamu racikannya sejak sepuluh tahun lalu ia lebih dahulu mengonsumsi jamu buatannya sendiri. Ia merasakan banyak perubahan yang lebih baik pada tubuhnya, sejak mengonsumsi jamu yang berasal dari kunyit, daun pepaya, hingga daun sirsak.

"Sampai sekarang saya minum dua kapsul di pagi dan dua kapsul malem, yang saya minum itu sarikunyit dan daun sirsak sampai hari ini saya sehat," katanya saat ditemui Health-Liputan6.com, usai menjadi pemicara di Simposium dan Workshop, Pengembangan Ilmu Kesehatan Tradisional dalam Pendidikan Kedokteran "Solusi Sehat dengan Tanaman Obat Tradisional Indonesia" oleh Sido Muncul, di Universitas Muhammadiyah, Jakarta, Sabtu (8/4/2017).

Apalagi, untuk pemakaian jangka panjang jamu tidak memberikan efek samping yang merugikan. Sebab, Irwan menuturkan cara kerja dari obat seperti antibiotik dan jamu berbeda.

"Kalau ada kita kena virus kan dikasih antibiotik langsung mati virusnya. Kalau jamu ini kan saat sakit dan tidak sakit bisa diminum," ujarnya.

Menurut Irwan, baik obat antibiotik maupun obat herbal/jamu sebenarnya memiliki fungsi dan perannya masing-masing. "Obat herbal atau tidak itu hanya cara pendekatannya yang berbeda, tapi kan sama baiknya karena dua-duanya dibutuhkan," Irwan menuntaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya