Liputan6.com, Jakarta - Enam terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) tewas dan satu tertangkap hidup tetapi mengalami gangguan jiwa dalam baku tembak dengan polisi di Tuban, Jawa Timur.
Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin dalam keterangan kepada wartawan di Mapolres Tuban, Sabtu malam, mengungkapkan para terduga teroris itu melakukan aksi dengan menembak pos polisi lalu lintas di Jenu, Tuban untuk membalas dendam komandannya yang ditangkap Densus 88 di Lamongan.
Advertisement
"Mereka melakukan amaliah (balas dendam)," kata dia seperti dilansir dari Antara, Minggu (9/4/2017).
Ketika itu, lanjut dia, tujuh terduga teroris itu dengan mengendarai mobil Terios warna putih nomor polisi H 9037 Bz dari arah barat kemudian berhenti di Pos Lantas Jenu.
Anggota terduga teroris yang ada di depan kemudian melepaskan tembakan empat kali kepada dua petugas jaga, tetapi meleset.
"Kemudian terduga teroris itu melaju dengan kendaraannya dengan kecepatan tinggi ke arah timur," kata dia.
Dua petugas di pos jaga selanjutnya melapor ke Polsek Jenu yang kemudian melakukan penghadangan.
Menurut petugas Polsek Jenu Iptu Irawan, mobil yang berisi terduga teroris melaju dengan kecepatan tinggi, tetapi kemudian berbelok masuk ke SPBU dan berputar kembali ke arah barat.
"Saya berusaha mengejar dengan kendaraan patroli. Mereka saya usahakan untuk menepi, tetapi kendaraannya dibenturkan ke kendaraan patroli hingga penyok sekaligus menodongkan senjata," ujarnya.
Ia mengaku kemudian mundur dan menyalip kendaraan terduga teroris, dan kemudian kendaraan terduga teroris berhenti di tepi jalan di Desa Beji, Kecamatan Jenu.
Ketujuh pelaku kemudian keluar dan akhirnya dikejar puluhan polisi dibantu personel TNI hingga terjadi baku tembak enam terduga teroris tewas di ladang jagung di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu.
"Keenamnya sekarang dibawa ke RS di Surabaya, karena faslitasnya lebih lengkap," katanya lagi.
Irjen Anas Yusuf menyatakan keenam terduga teroris anggota JAD itu tidak dilengkapi dengan identitas.
Tetapi, lanjut dia, satu terduga teroris yang berhasil ditangkap bernama Satria (19) asal Semarang, Jawa Tengah, kemungkinan mengalami gangguan jiwa.
"Keluarganya menelepon ke polisi bahwa Satria sudah tiga kali menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya," ujar dia.
Dalam keterangan di Mapolres Tuban, Irjen Machfud Arifin yang didampingi Kapolres Tuban AKBP Fadli Samad, sekaligus menunjukkan sejumlah barang bukti milik terduga teroris, antara lain sejumlah pistol dengan 42 peluru, jaket, helm, juga berbagai buku terkait jihad, telepon seluler, dan lainnya.