Liputan6.com, Jakarta Masalah seksual bisa menjadi pertanda kondisi kesehatan yang serius. Meski dalam kebanyakan kasus masalah ini bisa diobati namun jangan ragu untuk segera memeriksakan dini kondisi Anda.
Berikut dokter spesialis urologi dari University of North Carolina School of Medicine, Dr. Culley Carson menjelaskan lima masalah seksual yang paling umum dialami pria dan apa yang dapat Anda lakukan, seperti dilansir Mensfitness, Senin (10/4/2017):
1. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi, juga dikenal sebagai impotensi terjadi ketika seorang pria tidak mampu mencapai atau mempertahankan cukup ereksi selama berhubungan seks.
Untuk mempertahankan ereksi, penis membutuhkan aliran darah yang baik. Oleh karena itu, disfungsi ereksi dapat menjadi tanda pertama dari gangguan jantung atau penyakit pembuluh darah, kata Dr Carson.
Menurut Dr Carson, penelitian telah menunjukkan bahwa mayoritas pria yang mengalami serangan jantung jantung atau stroke cenderung menderita disfungsi ereksi tiga sampai lima tahun sebelumnya.
Pengobatan untuk disfungsi ereksi adalah mengetahui penyebab yang mendasari. Ini termasuk obesitas, merokok, kolesterol, dan faktor risiko lain terkait penyakit kardiovaskular.
Selain memodifikasi gaya hidup Anda, ada beberapa obat yang tersedia untuk mengobati disfungsi ereksi, termasuk Viagra, Levitra, dan Cialis.
2. Sindrom kekurangan testoreron
Sindrom kekurangan testosteron atau hipogonadisme tidak hanya mempengaruhi kinerja seksual, tetapi juga kesehatan tulang, tingkat energi, kekuatan otot, dan suasana hati.
Jika Anda mengalami kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi, dokter Anda juga dapat melakukan tes darah untuk mengetahui apakah penyebabnya gara-gara testosteron rendah. Terapi hormon akan membantu meringankan gejala.
Advertisement
3. Penyakit Peyronie
Penyakit Peyronie merupakan penyempitan atau kelengkungan penis. Jika cukup parah, kondisi ini bisa menyakitkan, dan juga dapat membuat Anda enggan berhubungan seks.
Carson mengatakan, kemungkinan hal ini diakibatkan cedera sebelumnya. Dalam kebanyakan kasus, nyeri saat ereksi hilang setelah satu atau dua tahun, meskipun kelengkungan biasanya tetap.
Di masa lalu, operasi adalah salah satu dari beberapa pilihan pengobatan yang tersedia, dengan risiko efek samping yang signifikan. Metode baru yang saat ini sedang diuji.
Ereksi berkepanjangan
4. Ereksi berkepanjangan (Priapisme)
Pria yang mengalami ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam harus mencari bantuan dokter untuk menghindari kerusakan permanen pada penis.
Salah satu penyebab ereksi berkepanjangan adalah obat yang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi. Ini adalah efek samping seperti Viagra, tetapi terjadi lebih sering ketika obat jenis ini disuntikkan langsung ke penis. Kondisi ini juga dapat terjadi sebagai akibat dari obat kejiwaan tertentu, penggunaan kokain, atau gangguan sel.
Pilihan pengobatan adalah dengan mengurangi kelebihan darah dari penis dengan jarum serta obat untuk membatasi aliran darah ke penis, atau operasi.
5. Disfungsi ejakulasi
Jenis yang paling umum dari disfungsi ejakulasi adalah ejakulasi dini, yang terjadi dalam dua menit dari awal rangsangan seksual. Sekitar sepertiga pria mengalami ini.
“Ejakulasi dini sebenarnya umum dialami pasien di seluruh kelompok umur daripada disfungsi ereksi,” kata Dr Carson.
Saat ini obat antidepresan adalah salah satu pilihan. Anestesi topikal diterapkan ke penis juga dapat menunda ejakulasi dengan mengurangi sensasi.
Tips Menghindari Pria dari Masalah Seksual
Banyak masalah seksual yang bisa dicegah oleh hal-hal biasa, seperti diet dan olahraga, berhenti merokok, menjaga berat badan.
Meskipun obat mungkin masih diperlukan, diet yang tepat dan olahraga dapat meningkatkan tingkat testosteron dan fungsi seksual, serta mengurangi risiko kondisi lain, seperti kanker prostat.
Kunjungan rutin ke dokter juga penting, dengan skrining rutin untuk mengetahui faktor risiko penyakit kardiovaskular. "Masalah psikologis merupakan bagian dari masalah seksual laki-laki, tidak peduli seberapa parah kondisi tersebut."