Liputan6.com, Kairo - Korban ledakan bom Gereja Koptik di Mesir bertambah. Kini, total korban capai angka sekitar 71 orang, 21 diantaranya merupakan korban tewas dan 50 sisanya merupakan korban luka.
Ledakan bom terjadi di Gereja Koptik Santo George (Mar Gigis) di Tanta, dekat Delta Nil, bagian utara Mesir, seperti yang diwartakan CNN, Minggu, (9/4/2017) pada waktu setempat.
Advertisement
Pada saat kejadian, gereja sedang melaksanakan ibadah Palm Sunday, perayaan Minggu sebelum Paskah dan menandai dimulainya minggu suci untuk penganut Kristen di Mesir.
Sebuah akun sosial media bernama Mohammed Masoud mengunggah video detik-detik pasca serangan bom terjadi. Video itu menunjukkan ratusan jemaat gereja dan penduduk sekitar berkumpul di depan Gereja St. George.
Meski belum dapat dipastikan siapa dalang di balik ledakan bom tersebut, namun diduga kuat serangan itu dilakukan oleh kelompok pendiskriminasi jemaat Gereja Koptik di Mesir. Sejak tahun 2011--yang juga menandai runtuhnya rezim Presiden Hosni Mubarak--kelompok jemaat Gereja Koptik mendapatkan perlakuan diskriminatif dan berujung pada tindak kekerasan berbasis sektarian (kelompok-kelompok agama).
Pada Desember 2016 lalu, kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas bom bunuh diri di Gereja Botrosiya yang terletak di kompleks Katedral Ortodoks Koptik, Kairo, Mesir. Serangan itu menewaskan 25 orang.
Serangan Desember 2016 itu disebut-sebut paling mematikan yang pernah dilakukan kelompok teroris terhadap warga sipil. Sebelumnya pada 2011, teror bom juga terjadi di sebuah gereja koptik di Alexandria.
Sejumlah pihak menilai ISIS bertujuan memerangi umat Kristen Mesir layaknya yang mereka lakukan terhadap kelompok minoritas Syiah di Irak dan Suriah.
ISIS sendiri bersumpah akan meningkatkan "perang melawan politeisme". Kuat dugaan kelompok yang juga berperang dengan militer Mesir di Semenanjung Sinai itu akan mengintesifkan serangan di sejumlah kota besar di negara piramida tersebut.