Liputan6.com, Jakarta Untuk sebagian warga, musim hujan adalah mimpi buruk. Hujan yang turun deras dan lama bisa membuat rumah kebanjiran, sehingga diperlukan dana buat memperbaiki kerusakan.
Anggaran perbaikan rumah inilah yang sering jadi beban. Apalagi jika rumah berada di kawasan langganan banjir. Bisa-bisa tiap tahun keluar uang untuk memperbaiki rumah setelah kebanjiran.
Advertisement
Namun jangan khawatir, anggaran ini sebenarnya bisa diutak-atik tergantung kebutuhan. Kita mesti memprioritaskan mana yang perlu diperbaiki dulu.
Dengan anggaran Rp 5 juta pun cukup untuk melakukan perbaikan di sana-sini. Bahkan anggaran bisa lebih ditekan jika kerusakan tak cukup parah. Simak penjelasan dari DuitPintar.com di bawah ini:
1. Ganti plafon
Plafon yang rusak terkena banjir harus segera diganti, supaya tidak tiba-tiba ambruk dan menimpa orang di rumah. Biaya renovasi plafon bisa jadi yang paling besar.
Jika menggunakan multipleks, biaya bisa ditekan. Biaya renovasi plafon dihitung dengan satuan meter persegi. Misalnya plafon yang mau diganti 30 meter persegi dengan bahan multipleks.
Ukuran standar multipleks per lembar adalah 1,2 x 2,4 m atau 2,88 meter persegi. Dengan luas plafon 30 meter persegi, berarti diperlukan sekitar 11 lembar multipleks. Untuk menyesuaikan dengan luas atap, tinggal dipotong.
Harga multipleks dengan ketebalan 12 mm sekitar Rp 100 ribu per lembar.
Jika dibutuhkan 11 lembar, berarti totalnya Rp 100 ribu x 11 = Rp 1.100.000. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya beli multipleks lebih banyak.
Bisa saja dalam pengerjaan ada multipleks yang rusak, pecah, atau salah potong sehingga butuh pengganti. Mungkin bisa beli 20 lembar sekalian, sehingga kebutuhan dananya Rp 100 ribu x 20 = Rp 2 juta.
Adapun ongkos tukang untuk mengganti plafon bisa sampai Rp 200 ribu per hari untuk yang harian. Itu belum termasuk biaya makan dan rokok. Perkiraan total ongkos:
- Plafon multipleks = Rp 2 juta
- Biaya jasa tukang = Rp 200 ribu x 3 hari = Rp 600 ribu
- Makan: (Rp 15 ribu x 3 kali) x 3 hari = Rp 135 ribu
- Rokok: 1 pak x 3 hari = Rp 15 ribu x 3 = Rp 45 ribu
Total: Rp 2.780.000.
Ingat, biaya di atas hanya buat ganti plafon melamin tanpa cat. Jika mau ganti rangka atap, biaya lebih besar. Untuk amannya memang sekalian diganti dan ditinggikan, agar gak tiap tahun renovasi karena disergap banjir rutin.
2. Cat tembok dan pagar
Tembok dan pagar yang kotor usai banjir juga perlu dipercantik lagi. Umpamanya tembok di dalam ruangan berukuran 6 x 5 meter dengan tinggi dinding 3 meter. Cat dilapis dua kali pada sisi dalam dan luar.
Luas bidang tembok = (2 x panjang ruang x tinggi ruang ) + (2 x lebar ruang x tinggi ruang)
(2 x 6 x 3) + (2 x 5 x 3) = 30 + 24 = 54 meter persegi.
Luas pintu dan jendela = (1 x2)+ (1 x1) = 3 meter persegi
Total luas = 54 - 3 = 51 meter persegi
Daya sebar cat per satu lapis = 12 meter persegi/ liter
Kebutuhan cat = total luas : daya sebar = 51 : 12 = 4,25 liter / lapis.
Pengecatan 2 lapis = 4,25 x 2 = 8,5 liter
Berat jenis cat = 1,4 kg/liter
Kebutuhan cat dalam satuan kg = 8,5 x 1,4 = 11,9 kg.
Kebutuhan dalam kaleng = 11,9 : 5 = 3 buah kaleng ukuran 5 kg.
Ongkos cat interior: 3 x Rp 100 ribu = Rp 300 ribu
Jika luas tembok eksterior sama dengan interior, tinggal dikalikan 2 = Rp 600 ribu. Namun biasanya lebih kecil. Meski begitu, bukan berarti biaya cat tembok luar pasti lebih murah. Harga cat eksterior umumnya lebih mahal karena daya tahan harus lebih bagus menghadapi hujan dan sinar matahari.
Untuk menekan pengeluaran, bisa mengecat dinding sendiri. Bila menggunakan tukang, tarifnya sampai Rp 30 ribu per meter persegi.
Adapun cat pagar bisa menggunakan jasa borongan. Tarifnya kira-kira Rp 200 ribu per meter persegi, sudah termasuk cat besi berkualitas bagus. Jika pagar berukuran 3 meter per segi, siapkan dana Rp 600 ribu.
Biaya ini berlum termasuk pembelian kuas, roller, dan alat cat lainnya. Diperkirakan ongkos peralatan Rp 100 ribu, berarti total pengeluaran untuk cat tembok dan pagar:
Rp 600 ribu + Rp 600 ribu + Rp 100 ribu = Rp 1.300.000.
3. Bangun tanggul
Khusus buat yang sering jadi langganan banjir, ada baiknya membangun tanggul di depan rumah. Atau setidaknya di depan pintu masuk. Jika sudah ada, mungkin bisa dinaikkan agar tidak kemasukan air lebih banyak.
Dengan hitungan panjang tanggul 5 meter, tak perlu banyak semen, 5 kg cukup. Batu bata yang dibutuhkan dengan ukuran standar 20 cm adalah 25 biji dengan harga Rp 1.500 per biji.
Adapun pasir tidak sampai 1 meter kubik. Kita bisa langsung menjatuhkan duit ke toko bahan bangunan Rp 50 ribu untuk beli pasir. Atau tanya ke penjualnya, kira-kira berapa yang dibutuhkan untuk tanggul 5 meter depan rumah.
Rincian biaya:
Semen: Rp 20.000 per 5 kg
Batu bata: 25 biji x Rp 1.500 = Rp 37.500.
Pasir: Rp 50.000
Total: Rp 107.500
Dengan perkiraan harga di atas, total dibutuhkan dana Rp 2.780.000 + Rp 600.000 + Rp 107.500 = Rp 3.487.000. Tidak sampai Rp 5 juta, kan?
Tapi angka itu hanya perkiraan, dan perbaikan menyasar hal-hal yang diprioritaskan saja. Jika ada bujet Rp 5 juta, sisanya mungkin bisa dialokasikan ke hal lain yang bersifat mempercantik, misalnya pelitur furnitur.
Prioritas utama tetaplah bagian rumah yang perlu diperbaiki agar tidak menimbulkan bahaya bagi penghuninya.
Jika ternyata perbaikan butuh dana lebih besar, kita bisa menggunakan produk pinjaman dari bank, salah satunya kredit tanpa agunan (KTA).
KTA relatif lebih cepat proses pencairannya dan gampang syaratnya. Kita tidak perlu memberikan aset sebagai jaminan pinjaman. Namun umumnya bunganya lebih besar, tenor pendek, dan jumlah pinjaman terbatas.
Tak ada salahnya ambil KTA buat renovasi rumah. Toh, rumah adalah investasi masa depan. Tapi tetap sesuaikan antara kebutuhan dana dengan kemampuan.