Polri: Usai Diperiksa, Anggota DPRD dari PKS Dipulangkan Hari Ini

Muhammad Nadir Umar rencananya akan dipulangkan sore ini sekitar pukul 17.50 WIB dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 10 Apr 2017, 12:54 WIB
Irjen Boy Rafli Amar memberi keterangan terkait pelaku penyebar isu Rush Money di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (26/11).Tersangka adalah seorang guru SMK di Pluit, Jakarta Utara, berinisial AR alias Abu Uwais berusia 31 tahun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPRD Pasuruan, Muhammad Nadir Umar (MNU) dan aktivis dari LSM Forum Dakwah Nusantara Budi Mastur berencana akan dipulangkan ke keluarganya sore ini. Sebab keduanya telah selesai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

"Informasi hari ini, selesai pemeriksan dan hari ini dijadwalkan dipulangkan kepada pihak keluarga," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Boy Rafli Amar di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/4/2017).

Kedua orang itu diketahui dideportasi oleh otoritas pemerintah Turki karena diduga menyalahgunakan visa. Setelah dideportasi dan tiba di Surabaya, Muhammad Nadir Umar langsung dijemput Densus 88 untuk dimintai keterangan. Hal serupa juga dialami Budi Mastur ketika tiba di Bandung.

Mereka kemudian ditempatkan di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA), Bambu Apus, Jakarta Timur, selama pemeriksaan.

Sementara, anggota DPR dari Fraksi Partai PKS, Aboe Bakar Alhabsyi memastikan anggota partainya itu akan dipulangkan sore ini sekitar pukul 17.50 WIB dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

"Nanti dari pihak keluarga di sana akan menjemputnya," kata Aboe Bakar Alhabsy di kompleks Mabes Polri.

Tim Densus 88 sebelumnya menjemput Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Partai PKS Muhammad Nadir Umar. Politikus PKS itu dijemput di Terminal T2 Bandara Internasional Juanda sekitar pukul 15.21 WIB, Sabtu 8 April 2017, saat turun dari pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan XT 327 rute Kuala Lumpur - Surabaya.

"Anggota DPRD tersebut bukan ditangkap, namun dijemput. Karena setiap deportan yang berhubungan dengan Turki maupun informasi radikal dari pemerintah lain, seperti biasanya diberitahukan ke Densus 88 untuk dilakukan pemeriksaan," ujar Karopenmas Polri Brigjen Pol Rikwanto di Jakarta, Minggu 9 April 2017 kemarin.

Muhammad Nadir Umar dideportasi dari Turki melalui Malaysia bersama Anggota LSM Forum Dakwah Nusantara (FDN) Budi Mastur. Namun, Budi Mastur dijemput Densus 88 juga di Bandara Husein Sastra Negara Bandung.

"Hasil interogasi, motivasi kedua WNI tersebut masuk ke wilayah Suriah dengan menggunakan cover relawan misi kemanusiaan, yang merupakan relawan dari Yayasan Qouri Umah. Rencana dana yang disalurkan oleh yayasan ini, sebesar US$ 20.000 yang akan didonasikan kepada para pengungsi di Turki dan Lebanon," jelas Rikwanto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya