Liputan6.com, Jakarta Anak yang percaya diri pasti dambaan semua orangtua. Namun ketika anak mulai mengatakan "Ibu, kok aku enggak secantik Mila ya?", "Ayah, aku tadi cuma bisa ngegolin 3, terus Adi bisa lima gol. Kok aku payah ya...".
Ketika anak sudah mulai membandingkan dirinya dengan anak lain, ini bisa jadi ajang orangtua untuk membantu mengembangkan diri anak jadi sosok percaya diri.
Advertisement
"Biasanya, ketika anak sudah masuk sekolah dasar, mereka mulai melihat kecocokan dengan orang lain. Membandingkan dirinya dengan orang lain itu adalah sebuah proses," kata Direktur Freedman Center for Child and Family Development, Nadja Reilly.
Meski orangtua tidak bisa mencegah anak berhenti membandingkan diri dengan orang-orang lain, paling tidak ada persepktif yang membuat dirinya mampu percaya diri. Berikut saran pakar agar anak percaya diri seperti mengutip Parents, Selasa (11/4/2017).
1. Berikan pemahaman yang realistis
Saat anak ingin bisa memainkan piano sebaik temannya, lebih baik tekankan proses belajar daripada hasil akhir seperti dipaparkan Reilly. Dia mencontohkan orangtua bisa mengatakan begini: "Teman kamu bisa jago begitu bisa jadi karena berlatih lebih rajin atau karena dia sudah mempelajari hal itu lebih dulu".
2. Gali pernyataan anak lebih mendalam
Saat anak Anda mengatakan "Emma lebih jago membaca daripada aku" segera cari tahu apa yang membuatnya mengatakan hal tersebut seperti dipaparkan terpasi asal New Jersey, Fank Sileo.
Bisa jadi apa yang diungkapkannya mengindikasikan masalah mendasar yang sedang dihadapi. Mungkin dia membutuhkan bantuan ekstra agar bisa membaca lebih lancar seperti Emma. Jika, dia sudah berlatih membaca lebih giat, rasa percaya diri bisa meningkat.
Jika, Anda sebagai orangtua khawatir, tak ada salahnya berdiskusi dengan guru di sekolah. Ini untuk memastikan secara akademis dan sosial anak baik-baik atau ada masalah.
Jangan bandingkan anak dengan anak lain
3. Jangan bandingkan anak dengan yang lain
Pastikan Anda, bukanlah orangtua yang sering membanding-bandingkan kemampuan anak dengan anak lain seperti dikatakan psikolog asal New Jersey, Jayne Walco.
"Sebaiknya, fokus pada hal yang membuatnya jadi lebih semangat berlatih, memuji dia dari usaha dan kemampuannya," saran Walco.
4. Fokus pada perkembangan dirinya
Ajarkan pada anak saat membandingkan sesuatu itu bukan antara dirinya dengan orang lain, tapi pada kemampuannya di masa lampau. "Anak-anak diajarkan untuk mengukur kemampuan diri mereka yang kini dengan yang dulu," kata terapis keluarga, Jay Scott Fitter.
Orangtua bisa mengatakan begini : "Ingat enggak setahun lalu, kamu kan belum bisa baca selancar sekarang dek? Lihat kamu sekarang sudah bisa baca lebih baik dibanding tahun lalu".
Selanjutnya, yakinkan dia untuk berlatih lebih semangat untuk hasil yang terbaik. Sehingga, anak sudah tahu apa yang dilakukan dan seiring berjalannya waktu akan tumbuh menjadi sosok percaya diri.
Advertisement