Liputan6.com, Jakarta Berbicara tentang tujuan hidup, setiap orang yang hidup pasti memilikinya, termasuk juga Anda. Apakah Anda termasuk ke dalam orang yang akrab dengan kedisplinan, semangat, serta tekad untuk mengejar dan mencapai tujuan hidup?
Jika iya, di satu waktu Anda mungkin pernah merasa kurang antusias terhadap hasil yang didapatkan. Anda merasa telah melakukan segala sesuatu dengan lebih baik, tapi tidak menemukan perubahan, ya?
Advertisement
Dilansir dari mydomaine.com, Selasa (11/4/2017), ada satu solusi yang lebih baik dan bisa Anda lakukan untuk mencapai tujuan hidup, yaitu pergeseran pola pikir yang sederhana. Ya, menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Winnipeg dan University of Manitoba yang dirangkum dalam Journal of Consumer Psychology dan Real Simple, perubahan motivasi seseorang bisa bergeser mengikuti perubahan dari tujuan hidup orang itu sendiri.
Dalam lima rangkaian percobaan, para peneliti menemukan bahwa pada tahap awal mengejar tujuan hidup, seseorang akan termotivasi oleh harapan dan aspirasi, disebut sebagai motivasi promosi. Motivasi promosi ini di dalam pola pikir berpusat pada tindakan yang membangun ke arah tujuan hidup tersebut, seperti makan sehat dan rutin berolahraga.
Namun, seiring berjalannya waktu, pola pikir harus beralih dari motivasi promosi menjadi motivasi pencegahan. Mengapa? Motivasi pencegahan diperlukan untuk agar ketika mendapatkan hasil negatif, Anda tetap fokus pada tanggung jawab mempertahankan apa yang sudah bergerak.
Masalahnya adalah banyak orang cenderung dominan terhadap motivasi promosi, sehingga ketika hasil yang diharapkan tidak sesuai, mereka akan langsung kehilangan motivasi, bahkan sebelum tujuan tercapai. Jadi, jika Anda sedang berada di posisi ini, alihkan pola pikir untuk menghindari hal-hal negatif.
Cobalah memulainya dengan membuat daftar hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Cara ini mungkin terdengar klasik, namun sangat efektif agar Anda tetap bisa mencapai tujuan hidup. Selamat mencoba!
